Film Horor tidak harus bertemakan hantu dan setan saja. Kejahatan manusia justru bisa menjadi hal yang lebih mengerikan. Jika monster mengerikan adalah hal yang belum tentu pasti, maka kebiadaban adalah hal yang perlu diwaspadai.
Film thriller yang mengangkat tema tentang kejahatan manusia dimaksudkan untuk menggambarkan contoh dari kenyataan yang tak terelakkan. Tema pembunuhan, peperangan, pembantaian, hingga pemerkosaan, adalah ancaman yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja.
Kenyataan inilah yang membuat mengapa tindak film kriminalitas merupakan film horor. Benar-benar mengerikan! Apalagi jika adegan yang disuguhkan ternyata asli tanpa rekayasa, apa kira-kira yang terjadi?
Film Last Tango in Paris dirilis pada tanggal 14 Oktober 1972 di New York, banyak review positif dari para kritikus dan penikmat sineas. Meskipun sejumlah negara harus menyensor beberapa bagian yang dianggap terlalu vulgar, namun secara keseluruhan film ini meraup laba 96,3 juta dollar AS dari budget yang hanya sekitar 1,25 juta dollar AS saja.
Salah satu adegan yang menuai banyak pujian adalah ketika bintang utama Marlon Brando yang kala itu berusia 48 tahun memperkosa seorang remaja berusia 19 tahun yang diperankan oleh Maria Schneider yang kelihatan sangat asli.
Akan tetapi setelah 44 tahun berlangsung, sutradara film Last Tango in Paris, Bernardo Bertolucci membuat pengakuan mengejutkan. Adegan yang sensasional itu ternyata dilakukan tanpa rekayasa!
"Aku tak ingin Maria berakting tentang kemarahan dan tindak pelecehan yang diterimanya. Aku ingin Maria benar-benar merasakannya," ucap Bertolucci dalam sebuah pengakuannya.
Dikutip dari sumber, beberapa saat sebelum kematiannya pada tahun 2011, Maria Schneider pernah membuat pengakuan atas peristiwa yang menimpanya. Ia bahkan mengaku mengalami trauma, depresi yang berat, hingga sempat menjadi pencandu narkoba.Â
"Adegan itu sebenarnya tidak ada di skenario. Tetapi saat itu aku tak tahu apa-apa. Marlon hanya bilang untuk tidak perlu khawatir karena itu hanya film dan tidak nyata. Tapi faktanya dia memerkosa aku sungguhan dan dia tidak minta maaf. Untung cuma satu kali take," ujar Schneider.
Setelah pengakuan kontroversial dari Bertolucci, pujian dari publik berubah menjadi cacian. Chris Evans, bintang film Captain America dalam seri MCU, menulis di akun twitternya,Â
"Wow, aku tak akan pernah melihat film ini, Bertolucci (sutradara), atau Brando dengan cara yang sama lagi. Ini lebih dari menjijikan... Aku merasa marah."
Sementara itu, aktris Jenna Fisher pun mengungkapkan hal senada. "Semua cetakan dari film Last Tango in Paris ini harus segera dihancurkan. Film ini mengandung tindakan perkosaan serta aksi penyerangan seksual," geram Jenna.
Walaupun demikian, film ini juga mendapat pembelaan dari sinematografer Vittoria Storaro. Ia terkejut mendengar kabar bahwa film yang dirilis tahun 1972 itu dianggap skandal yang 'konyol'.
Kepada The Hollywood Reporter yang mewawancarainya secara ekslusif, Storaro mengatakan bahwa tidak ada kejahatan apapun terjadi selama pengambilan gambar. Improvisasi yang dilakukan oleh Bertolucci adalah hal biasa dari sebuah proses pembuatan film. Bahkan Schneider pun merasa senang bisa menjadi bagian darinya.
Film bertemakan perkosaan memang bagai pedang bermata dua. Mungkin saja dimaksudkan untuk menimbulkan empati bagi para korban, namun sayangnya tidak jarang juga menjadi pemicu bagi pelaku kejahatan yang terinspirasi darinya. Jika pengakuan Bertolucci benar mengenai aksi tanpa rekayasa dalam adegan, maka film The Last Tango in Paris adalah sebuah karya sineas yang paling mengerikan yang pernah ada.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H