Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Nyata: Yuan-Hua, Gadis SMA yang Melego Keperawanannya di Tempat Ramai

11 Oktober 2020   11:00 Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:02 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto gadis menjual keperawanan di China (sumber: whatsonweibo.com)

Xu Yuan-Hua (19), seorang gadis asal China membawa papan berisi tulisan soal niatnya untuk menjual keperawanan. Alasannya untuk membiayai pengobatan leukimia kakaknya.

Gadis yang masih duduk di bangku SMA itu melakukan hal ekstrim. Ia berjalan berkeliling di tempat umum yang ramai dengan selembar kertas yang cukup mencolok.

Akhirnya ia berhasil melego keperawanannya seharga 200 ribu Yuan atau sekitar 500 juta rupiah. Semua dilakukan atas inisiatif sendiri, karena alasan ekonomi.

Foto gadis menjual keperawanan di China (sumber: whatsonweibo.com)
Foto gadis menjual keperawanan di China (sumber: whatsonweibo.com)
Contoh kasus diatas sudah sangat umum terjadi di sekitar kita. Disebutkan bahwa alasan ekonomi menjadi penyebab utama seorang wanita menjajakan tubuhnya.

Alhasil, berita yang beredar pun menimbulkan kehebohan. Ditambah lagi, jika sang penjaja tubuh adalah seorang yang kita kenal baik, atau figur yang terkenal.

Anton (nama samaran) adalah kawan penulis. Ia memiliki kegemaran 'jajan' di hotel berbintang melalui jasa mucikari penyedia gadis sesuai selera. Hingga suatu hari ia terkejut, ketika mendapatkan 'gadis baru' yang ditawarkan ternyata adalah staf perusahaannya yang sudah cukup lama bekerja.

Tidak perlu dijelaskan secara mendetail, namun bisa dibayangkan bagaimana perasaan penulis dan terlebih lagi si Anton sebagai sang empunya hajatan.

Kisah si Anton memberikan sebuah gambaran, bagaimana masalah sosial yang satu ini dapat menimbulkan persepsi yang berbeda bagi setiap masyarakat.

Seksis adalah kata yang paling tepat dalam memandang masalah sosial yang sudah ada jauh sejak manusia mengenal peradaban.

Sudut pandang dari kaum lelaki dan wanita bisa saja berbeda, namun tetap saja, lebih mudah menyalahkan PSK daripada lelaki hidung belang.

Kasus prostitusi on-line menghasilkan status tersangka bagi VA, sementara pengusaha R yang membookingnya, lolos entah kemana.

Demikian pula halnya dengan para istri yang membela suaminya yang kedapatan menyewa prostitusi. Kata-kata ikonik seperti "lonte, pelacur, pelakor" adalah ungkapan bernas yang disematkan.

Eunike Sri Tyas Suci, seorang psikolog dan juga dosen di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, pernah melakukan penelitian di lokasi Resosialisasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Yogyakarta.

Dalam wawancaranya dengan beberapa PSK, ia menyimpulkan bahwa "keputusan menjadi PSK adalah sadar dan rasional untuk mendapatkan apa yang ia inginkan".

Eunike juga mengatakan bahwa faktor ekonomi menjadi alasan yang teratas dari motivasi ini. Terlepas dari masalah kepepet yang dilakukan oleh Yuan-Hua, atau alasan ingin hidup hedon ala artis yang terjerat prostitusi on-line, tetap uang menjadi yang utama dan terutama disini.

Oleh sebab itu, sangat jarang mengasosiasikan PSK sebagai korban. Bukan hanya karena budaya patirarki yang masih sangat kental di negeri ini, namun juga asosiasinya sebagai pekerja haram-jadah.

Tidak heran jika kasus human trafficking masih menjadi hal yang susah diberantas. Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, pada Juli 2019, pernah mengatakan bahwa;

"Beratnya pemberantasan kasus tersebut disebabkan adanya mafia, konspirasi, hingga permainan serta keterlibatan oknum di dalam negeri".

Sementara mudahnya para korban terjebak, sekali lagi karena masalah fulus yang mengelus. Pihak keluarga yang dilanda kemiskinan, kadang juga menjadi penyebab utama untuk mengamini tindakan kejahatan ini.

Akan tetapi, masalah ekonomi bukanlah satu-satunya fakta atas fenomena ini. Lebih lanjut, menurut Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si., sistem sosial dari lingkungan juga sangat memengaruhi cara berpikir seseorang.

"Kalau good person, orangnya baik, tapi bad system bisa mengubah good person menjadi bad person, karena lingkungan buruk bisa menjadi semacam habitat cara berpikir".

Prof. Bagong memberikan contoh, kalangan artis yang penuh dengan hura-hura dan kehidupan malam, sering menjebak dirinya dalam sebuah petualangan yang membahayakan.

Terjebak narkoba, seks bebas, hingga ingin cepat mencapai ketenaran, membuat dirinya dengan mudah menjajakan diri. Suatu tindakan yang mungkin saja dianggap "normal" dan "halal" bagi komunitasnya.

Faktor sosial juga dapat menghasilkan tindakan ekstrim yang susah diterima oleh nalar. Namun masalah kebudayaan, bisa menjadi penyebab utama disini.

Jugun Ianfu atau budak seks di zaman penjajahan Jepang, adalah salah satu contoh kejahatan seksual dan human trafficking yang paling kelam dalam sejarah manusia.

Namun tahukah anda, bahwa istilah ini sebenarnya berasal dari sikap heroik beberapa kaum wanita Jepang?

Kisah tragis ini dimulai dengan awal yang baik-baik saja. Sebabnya ada wanita-wanita dari Jepang yang prihatin mengenai kondisi tentaranya yang mempertaruhkan nyawa di medan perang.

Ilustrasi Jugun Ianfu Sukarela (sumber: idntimes.com)
Ilustrasi Jugun Ianfu Sukarela (sumber: idntimes.com)
Sebagai bentuk simpati, mereka kemudian menawarkan jasa layanan seks kepada prajurit negara. Namun ketika Jepang mulai memperluas wilayah ekspansi mereka, dari sinilah kisah sedih mulai bermunculan. Mereka memaksa para wanita dalam wilayah jajahannya untuk menjadi budak seks.

Adalagi kisah lain yang ditemukan oleh Eunike, Masih dari hasil surveinya pada lokasi Resosialisasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Yogyakarta.

Ia pernah menemukan satu kasus yang mengejutkan, dimana seorang PSK datang setiap hari diantar oleh suaminya sendiri. Alih-alih masalah ekonomi, namun masalah keturunan yang menjadi motif utama.

Menurut Eunike, kemungkinan si suami merasa tidak bisa punya anak, adalah aib bagi dirinya sendiri. "Karena itu, dia lebih baik istrinya hamil dengan lelaki lain dan ia dapat menjadi suami yang "normal".

Kejadian traumatis juga sering menjadi penyebab seseorang terjun ke dunia prostitusi. Dalam beberapa kisah, penulis pernah membaca sebuah artikel lama, mengenai kisah nyata dari Fanny (nama samaran) yang terjun ke dunia prostitusi akibat sakit hati dengan mantan pacarnya yang meninggalkan dirinya dalam keadaan hamil muda.

Menurutnya, menjadi prostitusi adalah ajang balas dendam kepada mantan pacar, dan kaum lelaki pada umumnya.

Kisah tentang Gwyneth Montenegro, seorang wanita yang pernah 12 tahun menjadi pelacur.

Pada tahun 2017, ia meluncurkan sebuah buku yang yang berjudul 10,000 Men and Counting.

Buku 10,000 Men and Counting (sumber: suar.grid.id)
Buku 10,000 Men and Counting (sumber: suar.grid.id)
Kisah sedihnya dimulai dikala ia berusia 21 tahun. Saat itu, ia dibius, diculik, dan diperkosa oleh sekumpulan pria yang tak dikenal. Entah bagaimana, peristiwa traumatis itu kemudian membuatnya terjun ke dunia pelacuran.

Buku yang berisikan kisah hidupnya selama menjadi pelacur, laris manis, dan uniknya pembacanya kebanyakan adalah kaum wanita. Ternyata, ada satu hal yang membuat para pembaca wanita penasaran.

Apa yang diinginkan oleh kaum lelaki pada saat bercinta dengan PSK.

Gwyneth memberikan jawaban, bahwa asumsi yang tersebar selama ini, seperti fantasi seksual ala film porno, atau para pria menginginkan wanita yang hot dan muda, adalah nomor dua.

Alasan terbesar adalah hubungan timbal balik dari pemberi jasa layanan seks, yaitu memberi kebutuhan dan merasa dibutuhkan.

Baca juga: Suami Menyewa Prostitusi, Apa yang Dilakukan Istri?

Sejalan dengan pengakuan Gwyneth, dilansir dari sumber, setidaknya ada 5 alasan mengapa lelaki suka menyewa pelacur.

Alasannya adalah:

  • Memiliki hasrat untuk mencoba wanita lain yang lebih seksi.
  • Ingin memegang kontrol, sebagai lelaki yang berkuasa.
  • Ingin mewujudkan fantasi bercinta dengan gadis idaman.
  • Ingin berhubungan seks tanpa adanya komitmen.
  • Ingin Melampiaskan nafsu dengan cara termudah.

Menurut survei, ternyata 1 dari 11 lelaki pernah mencoba jasa wanita bayaran. Dilansir dari sumber, dalam survei nasional di Inggris pada tahun 1990, yang melibatkan 6000 pria Inggris, berusia 16 hingga 44 tahun, terdapat sebanyak 5,6% dari pria mengaku pernah menggunakan jasa Pekerja Seks Komersial.

Menariknya, pada survei kedua di tahun 2000 yang melibatkan 4700 partisipan, jumlah tersebut naik sebanyak 2 kali dan menyentuh angka 9%.

Survei yang dipimpin oleh Helen Ward, seorang epidomologis pada Imperial College London, juga menunjukkan bahwa sepertiga partisipan memliki 10 atau lebih partner seks selama kurun waktu 5 tahun.

Dengan kenyataan ini, mungkin para istri harus berdoa, agar suami termasuk dalam kategori 10 dari 11 lelaki. Jumlah yang masih relatif aman.

Nah, setelah melihat kenyataan ini, kita harus sadar bahwa kasus pelacuran, bukan hanya beban kaum wanita. Besarnya permintaan pasar dari kaum lelaki, membuat masalah ini sepertinya tidak akan pernah ada habisnya.

Prostitusi bagaikan dua sisi mata koin yang selalu ada dan tersebar di setiap pelosok kota. Tidak bisa dipungkiri, siapapun akan rentan terhadap masalah ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi, praktik yang telah berusia ribuan tahun ini, mendapatkan tempatnya tersendiri.

Sekarang kembali kepada masalah sudut pandang. Ada yang meninginkan kasus ini sebaiknya diberantas tanpa pandang bulu, sementara ada yang melihatnya dari sisi yang lebih lunak, yaitu melegalkan prostitusi.

Tulisan ini tidak dibuat untuk menyudutkan gender tertentu, dan tidak juga untuk memberikan opini atas sikap pribadi terhadap masalah prostitusi. Semuanya kembali kepada sikap dan kebijasanaan diri sendiri dalam menyikapinya.

Jujur penulis telah memilih judul clickbait. Jika dikatakan ingin agar dibaca oleh banyak orang, maka jawabannya adalah Benar!

Karena masalah prostitusi bukan hanya soal wanita saja.

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun