Xu Yuan-Hua (19), seorang gadis asal China membawa papan berisi tulisan soal niatnya untuk menjual keperawanan. Alasannya untuk membiayai pengobatan leukimia kakaknya.
Gadis yang masih duduk di bangku SMA itu melakukan hal ekstrim. Ia berjalan berkeliling di tempat umum yang ramai dengan selembar kertas yang cukup mencolok.
Akhirnya ia berhasil melego keperawanannya seharga 200 ribu Yuan atau sekitar 500 juta rupiah. Semua dilakukan atas inisiatif sendiri, karena alasan ekonomi.
Alhasil, berita yang beredar pun menimbulkan kehebohan. Ditambah lagi, jika sang penjaja tubuh adalah seorang yang kita kenal baik, atau figur yang terkenal.
Anton (nama samaran) adalah kawan penulis. Ia memiliki kegemaran 'jajan' di hotel berbintang melalui jasa mucikari penyedia gadis sesuai selera. Hingga suatu hari ia terkejut, ketika mendapatkan 'gadis baru' yang ditawarkan ternyata adalah staf perusahaannya yang sudah cukup lama bekerja.
Tidak perlu dijelaskan secara mendetail, namun bisa dibayangkan bagaimana perasaan penulis dan terlebih lagi si Anton sebagai sang empunya hajatan.
Kisah si Anton memberikan sebuah gambaran, bagaimana masalah sosial yang satu ini dapat menimbulkan persepsi yang berbeda bagi setiap masyarakat.
Seksis adalah kata yang paling tepat dalam memandang masalah sosial yang sudah ada jauh sejak manusia mengenal peradaban.
Sudut pandang dari kaum lelaki dan wanita bisa saja berbeda, namun tetap saja, lebih mudah menyalahkan PSK daripada lelaki hidung belang.
Kasus prostitusi on-line menghasilkan status tersangka bagi VA, sementara pengusaha R yang membookingnya, lolos entah kemana.