Setelah melalui perjalanan yang sama beratnya dengan kedatangan, Biksu Tong akhirnya tiba kembali di China pada tahun 644. Banyak yang menyambutnya, dan Kaisar yang telah mendengar kabarnya pun akhirnya memaafkan tindakan pembangkangan yang pernah dilakukan oleh Biksu Tong.
Kaisar mengadakan perjamuan makan yang besar dan menawarkan posisi kepada Biksu Tong sebagai salah satu penasehat kerajaan.
Akan tetapi, Biksu Tong menolak dengan halus, namun menjanjikan untuk menulis kondisi budaya, ekonomi, politik dari seluruh negeri yang disinggahinya selama perjalanan ke Barat. Â Â
Baca juga: Meriahnya Drama Teater Kera Sakti Jepang di Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
Catatan ini kemudian menjadi asal muasal dari lahirnya buku legendaris Catatan Perjalanan ke Barat atau Catatan Tang Agung mengenai Xiyu, yang ditulis dengan sangat detail, lengkap, dengan gaya cerita yang mengalun indah.
Sisa hidup Biksu Tong kemudian didedikasikan untuk menerjemahkan naskah suci Buddha dari India ke dalam bahasa Tiongkok Kuno, yang sekaligus menjadi naskah asli pertama dalam bahasa asing.
Total ada 73 naskah dalam 1335 volume penerjemahan oleh Biksu Tong dan tim yang disediakan oleh Kaisar Tang. Biksu Tong menghembuskan nafas terakhir pada tahun 664. Â
Kisah Kera Sakti
Kelahiran Trio Siluman, Sun Go Kong, Cu Pat Kay, dan Wu Ching, muncul setelah seorang penulis novel bernama Wu Cheng En (1500-1582) dari zaman Dinasti Ming menuliskan novel dengan judul "Ta Tang His Yu Chi" (catatan perjanan ke barat).
Novel ini terdiri dari 100 bab yang dibagi dalam tiga bagian utama.
Bagian pertama terdiri dari 7 bab yang menceritakan kelahiran Sun Go Kong, hingga mengacaukan kayangan dan mendapatkan hukuman terkurung di dalam Wu Hsing Shan (gunung lima unsur) oleh Buddha Sakyamuni sambil menunggu pembebasannya oleh seorang Biksu yang akan melakukan perjalanan ke Barat.
Bagian kedua terdiri dari 5 bab dan menuliskan sejarah Biksu Tong dan tugas dan perjalanannya ke Barat.