Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Perjalanan ke Barat, Naskah Asli Tanpa Sang Kera Sakti

9 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 27 Mei 2021   14:10 5277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kisah Perjalanan ke Barat (sumber: samaggi-phala.or.id)

Perjalanan Biksu Tong menuju ke Barat, dilandasi dengan rasa tidak puasnya atas apa yang sudah dipelajari selama ini. India menjadi pilihan, karena disanalah sumber kelahiran Sang Buddha.

Sayangnya, keinginannya ini tidak direstui oleh pemerintahan Dinasti Tang, hingga ia terpaksa melakukan perjalanan tidak resmi dengan cara melarikan diri dari wilayah kerajaan pada tahun 629, sekaligus menandai awal dari perjalanan bersejarahnya ini.

Perjalanannya tidaklah mulus, tanpa surat jalan resmi sama seperti ia adalah pelarian tanpa negara. Beberapa negara yang disinggahi kemudian bersedia memberikannya kewarganegaraan, dengan catatan Biksu Tong harus menetap di negerinya. Namun, semuanya ditolak dengan halus.

Pada saat ia tiba di Turfan, raja yang menganut agama Buddha, kemudian mendukung perjalanan Biksu Tong dengan menghadiahkannya dengan empat biksu dan 25 orang pengawal untuk menemani perjalanan sang Biksu.

Tiba di India

Meskipun melewati alam pengunungan dan gerombolan perampok yang menyebabkan banyaknya kematian dalam rombongannya, Biksu Tong tidak putus asa dan tiba di India pada tahun 632.

Sepanjang perjalanan, ia banyak mengunjungi situs-situs Buddha dan bertukar pikiran dengan biksu-biksu lokal.

Pada tahun 635 atau 637, Biksu Tong sampai di tujuan utamanya, yaitu Biara Nalanda, atau juga dikenal sebagai Pusat Studi Agama Buddha terbesar di zamannya.

Di tempat inilah, Biksu Tong menghabiskan beberapa tahun untuk memperdalam agama Buddha dan belajar dari pemikir dan guru besar, salah satunya adalah Silabhadra.

Ilmu yang diperdalam selain agama Buddha, adalah logika dan bahasa Sansekerta. Namun, Biksu Tong mencapai pengakuan tertinggi dengan menjadi orang kesepuluh yang dapat menghafal 50 naskah suci Buddha.

Selain itu, ia juga menorah prestasi besar lainnya, dengan mengalahkan ratusan cendekiawan agama dalam debat spiritual.

Atas prestasinya ini, ia kemudian mendapat gelar Sam Chong, atau yang kesepuluh. Namun, ada juga versi yang berbeda yang mengatakan bahwa gelar Sam Chong adalah pemberian dari Kaisar Tang, setelah ia kembali ke China.

Kembali ke China

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun