Hal inilah yang sedikit membedakan persepsi naga bagi bangsa Asia pada umumnya, dan Tionghoa pada khususnya.
Mitologi Naga Tiongkok Kuno
Sejarah naga dalam mitologi Tiongkok kuno juga mengandung banyak filsafat. Dalam kepercayaan, naga disebut sebagai mahluk surgawi yang dapat membawa keberuntungan dan juga kekayaan.
Hingga kini, kepercayaan ini masih melekat erat dalam budaya. Pada perayaan hari-hari besar Tionghoa, simbol naga selalu melekat dengan hal-hal yang baik dalam kehidupan.
Tempat-tempat sembahyang Taoisme, ukiran atau patung naga adalah suatu hal yang pasti. Melambangkan bagaimana kekuatan naga sangat lekat sebagai mahluk Surgawi.
Secara bentuk, naga memang terdiri dari beberapa gabungan hewan duniawi. Badannya seperti ular, bertanduk rusa, bercakar burung elang, dan bergigi taring seperti buaya. Gabungan ini tentunya memiliki makna filosofisnya tersendiri.
Filosofis keseimbangan Yin-Yang juga sangat memengaruhi konsep naga bagi bangsa Tiongkok Kuno. Naga yang mewakili lelaki yang kuat, berwibawa, dan tegas, ternyata memiliki pasangan yang bernama Burung Hong (Phoenix).
Baca juga: Mengurai Mitologi "Sandekala", Larangan Anak Keluar Rumah Jelang Magrib
Angka yang paling melekat pada naga adalah 9. Banyak karya lukis dan ukir yang memunculkan penampakan 9 ekor naga, salah satunya yang paling terkenal adalah Tembok 9 Naga di Istana Terlarang (Forbidden City), Beijing, China.