Kemisteriusannya digambarkan sebagai "naga sakti kelihatan kepala tapi tidak menampakkan ekor", yang menyatakan bahwa Thio Sam Hong lebih banyak dikenal dari kisah legenda, dibandingkan sejarah asli kehidupannya. Â
Satu-satunya catatan yang ada hanyalah rupa dari sang pendekar tao ini. Tinggi besar, badan tegap dan tinggi, telinga lebar, mata berseri, dan jenggot yang bagaikan kipas.
Masa Kecil.
Disebutkan bahwa semasa kecil ia pernah menjadi biksu cilik di Kuil Shaolin, dan memelajari ilmu silat. Namun karena diperlakukan semena-mena, ia kemudian melarikan diri, menjadi penganut Taoime dan mengembangkan aliran kungfunya sendiri.
Pertapa Tao yang Lusuh.
Dikisahkan bahwa sebagai seorang pendekar sakti, ia tidak memedulikan penampilannya. Ia juga tidak menjaga kebersihan, dan hanya mengenakan satu stel pakaian tambal sulam dan jubah butut sepanjang tahun.
Oleh sebab itu, guru silat ini juga mendapat julukan sebagai si Pertapa Tao yang Lusuh.
Sebelum menetap di gunung Wudang, Thio Sam Hong hidup dengan gaya nomaden. Sebagai seorang pendeta Tao, ia hidup dari belas kasihan orang yang ditemuinya. Ia bisa berada di tempat sunyi dan terpencil, namun kadang juga kelihatan di keramaian tengah kota.
Kesaktian Thio Sam Hong.
Dalam sebuah kisah, disebutkan bahwa suatu waktu ketika ingin berpamitan dari gunung Tai Ping, tempat ia menetap dan bertapa selama beberapa saat, ia mengundang para petinggi desa untuk makan bersama.
Pada saat para tamu sudah datang berkunjung ke tempat tinggalnya, Thio Sam Hong baru sadar, jika ia tidak punya kayu bakar dan sayuran. Sambil meminta para tamu undangan menunggu, pendekar ini berpamitan sebentar.