Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Proses Kesadaran Penuh dan 4 Kondisi Batin yang Luhur

28 September 2020   19:23 Diperbarui: 28 September 2020   19:29 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, maka yakinlah bahwa hasil panen, pada akhirnya akan memberikan buah yang baik. Terlepas dari kapan saatnya ia berbuah, paling tidak menanam kebaikan sudah menjadi sebuah proses yang menyenangkan.

Sesungguhnya masa lalu adalah kenangan, dan masa depan dapat dirubah sejak saat ini. Sayangi masa lalumu, dan cintai masa depanmu, dengan melakukan lebih banyak kebajikan pada saat sekarang.

"Menjaga orang lain akan menyelamatkan diri kita". 

Caranya adalah dengan menumbuhkan 4 kondisi batin yang luhur atau 4 Pilar Brahmavihara.

Metta: Cinta Tanpa Pamrih.

Metta atau sikap welas asih, atau sebuah kualitas hidup yang berwujud perasaan cinta tanpa batas. Memberikan rasa cinta kasih tanpa membeda-bedakan. Mewujudkan kebaikan bagi sesama tanpa pamrih.

Seseorang yang memiliki kualitas Metta yang tinggi, adalah bilamana ia bisa memancarkan kebahagiaan pada setiap kondisi yang ia alami.

Disaat menerima hadiah, ia akan berbahagia. Namun, disaat ia mendapatkan hinaan, cacian, makian, bahkan teror, tidak sekalipun pancaran kebahagiaannya melempeng.

Ia telah mampu menjadi bagian dari alam, dan semesta adalah bagian dari dirinya. Memancarkan kasih sayang, tanpa melihat kawan atau lawan, sesungguhnya menumbuhkan perasaan cinta yang besar kepada diri sendiri.

Dengan tumbuh berkembangnya sikap welas asih dalam diri seorang manusia, maka ia akan mampu berubah menjadi manusia yang memiliki aura positif yang kuat, hingga orang yang membenci pun tak akan sanggup untuk melukainya.

Karuna: Belas Kasihan untuk yang Tidak Bahagia. 

Manusia tidak bisa merasakan kesedihan yang sama. Takarannya pun berbeda, karena standar pengalaman setiap manusia berbeda.

Kesedihan adalah persepsi yang berbeda-beda, baik bagi yang mengalami, maupun yang mendengar kabar.

Benar, kesedihan seharusnya dimaknai dengan rasa empati, dan disertai dengan ucapan untuk memberikan semangat, "turut prihatin, semoga cepat sembuh, yang tabah ya, de-el-el"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun