Dengan demikian, istilah indigo sendiri masih menjadi sebuah perdebatan terbuka. Parapsikolog menghubungkan indigo dengan dunia spiritual. Sementara yang menolak teori ini, melihat indigo sebagai sebuah fenomena dengan atribut psikologi yang tidak umum.
Yang pasti, indigo itu ada, namun ia hadir dengan dua sudut pandang yang berbeda.
Perilaku yang lebih dewasa.
Anak Indigo memiliki kemampuan yang lebih dewasa dari anak seusianya. Daya nalar mereka melebihi batas usia yang dipahami.
Hal ini membuat mereka kadang tidak ingin diperlakukan seperti anak, merasa bosan bergaul dengan anak seusianya, bahkan tidak jarang juga memberontak terhadap aturan atau kepada orangtua yang memperlakukan mereka sebagai anak kecil.
Belajar dari pengalaman.
Kadang kita menemukan anak indigo yang sangat kesulitan dalam mengikuti pelajaran sekolah.Â
Hal ini disebabkan karena mereka lebih menyukai belajar dari pengalaman dan keterlibatan langsung.
Mereka memiliki daya observasi dan analisis yang kuat. Kecenderungan mereka untuk menyendiri, disebabkan karena mereka lebih berfokus pada inti permasalahan, dibandingkan meminta bantuan atau menyalahkan orang lain.
Pengelolaan emosi yang berbeda.
Sebagian besar anak indigo mengolah emosi dengan cara berbeda. Mereka memiliki harga diri dan integritas yang sangat kuat, sehingga terkadang mudah marah dan tersinggung.
Anak indigo memiliki sudut pandang yang berbeda, dan mampu memikirkan hal yang jarang dipikirkan oleh orang lain.
Mereka sangat jarang menerima alasan apapun yang berkaitan dengan rasa penasarannya. Hal yang kerap mereka pertanyakan sebenarnya bukan hal biasa.
Rasa kemanusiaan yang besar.
Anak indigo sangat sensitif terhadap lingkungan dan kejadian disekitarnya. Mereka menaruh minat yang besar terhadap ketidaksetaraan, penderitaan, kebencian, bencana alam, dan peperangan.