Seiring waktu, ia mulai bangkit dan mendapatkan kesempatan untuk mengumpulkan pundi-pundinya lagi. Namun, kekecewaan yang ia rasakan dari sahabat karibnya ini, belum juga sembuh.
Hingga suatu waktu, pada saat sedang mengendarai mobil di Kawasan Bintaro, Jaksel, secara tiba-tiba, ia memutar balik arah mobilnya untuk mengunjungi sahabat yang telah menghancurkan hatinya itu.
Menginjakkan kaki di hadapan pintu masuk warung, dirinya dipenuhi dengan sejuta perasaan galau. Bertemu dengan sahabat lamanya, jiwanya masih diselimuti amarah.
Sahabatnya yang melihatnya, berdiri diam, pucat pasi, menunggu reaksi balasan berikutnya yang mungkin akan terluap. Namun, apa yang dilakukan oleh Bang Robby, adalah datang mendekati sahabatnya,
"Aku sudah memaafkanmu, jadilah pribadi yang baru mulai detik ini."Â
Air mata terurai, membasahi baju putih yang erat dalam pelukan.
Sahabatku yang budiman, sesungguhnya doa bukanlah hanya permintaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Doa yang terbesar adalah memberikan kebahagiaan bagi orang-orang yang berada di sekitar kita.
Memberikan kebahagiaan, kadang tidak perlu dilakukan dengan aksi menghebohkan. Kadang pengharapan-pengharapan kecil terhadap kebaikan , adalah sebuah makna yang besar bagi kemanusiaan.
Doakanlah sahabatmu, dengan selalu memberikan yang terbaik baginya, dalam bentuk ucapan, pikiran, dan tindakan. Namun sebelumnya...
Sebuah frasa yang aku temukan pagi ini di platform medsos, sobatku, Robby Habibi.