Dalam satu pertempuran yang ganas, Mulan memutuskan untuk membuka penyamarannya dan bertarung dengan mengenakan pakaian wanita. Hal ini ia lakukan untuk memberikan semangat kepada para prajurit.
Reaksi pasukan yang terpesona, kagum, dan penuh rasa hormat kemudian berhasil memenangkan pertempuran tersebut, meski dengan cara yang tidak mudah.Â
Kisah heroik perjuangannya kemudian didengar oleh Kaisar. Pada saat Kaisar ingin memberikannya hadiah, Mulan menolak, dan hanya meminta seekor kuda untuk kembali ke kampung halamannya.
Disinilah letak perbedaan cerita, dan ada beberapa versi tentangnya. Ada yang mengisahkan ketika ia pulang, ternyata ayahnya sudah meninggal, sehingga ia merasa telah kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya.
Ada juga versi yang berbeda yang mengatakan, ketika ia pensiun di kampung halamannya sendiri, ia tidak merasa seperti pahlawan, akibat trauma yang dialami selama di medan perang.
Merasa kesepian dan dipenuhi perasaan bersalah, akhirnya Mulan memutuskan untuk membunuh diri.
Namun apakah Mulan adalah tokoh nyata? Tidak ada jejak arkeologi yang pernah ditemukan untuk mendukung keberadaanya, meskipun peperangan antara kerajaan Wei Utara dan Mongolia yang menjadi latar belakang kisah Mulan, memang benar-benar pernah terjadi.
Terlepas dari apakah Mulan memang benar-benar ada, kisahnya telah memberikan banyak inspirasi mengenai perjuangan kaum wanita yang sederajat dengan lelaki. Kisah ini mewakili emansipasi wanita tertua yang masih diceritakan kepada murid-murid sekloah di Tiongkok, hingga kini.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS