Asal-usul kepercayaan ini berasal dari abad ketiga, periode Dinasti Song. Waktu itu, ada seorang Bhiksu yang bernama Mu-lian. Konon suatu waktu, ibunya yang telah meninggal kembali menghantui dirinya sebagai hantu yang rakus dan berlumuran darah
Setelah melalui meditasi dan pencerahan, Mu-lian kemudian mengunjungi kuil dan mempersembahkan makanan, uang, dan segala hal yang dipercayakan dapat memuaskan arwah ibunya yang penasaran. Keberhasilan Mu-lian ini lah yang menjadi awal mula tradisi Bulan Hantu Kelaparan.
Konon di zaman dahulu, setiap tanggal 15 bulan 7 imlek adalah waktu bagi pemerintahan kerajaan melaksanakan eksekusi kepada semua narapidana hukuman mati.
Acara eksekusi ini berlaku serentak di seluruh negeri, sehingga membuat tanggal ini menjadi keramat. Malam eksekusi menjadi sangat mencekam. Seluruh keluarga terpidana akan menangis meraung-raung di seluruh negeri.
Untuk menghantar arwah yang meninggal, para keluarga kemudian memasang altar dengan nama terhukum mati, lengkap dengan persembahan berupak makanan, uang-uangan kertas, dan perlengkapan lainnya yang dapat mereka bawa dalam perjalanan menuju ke alam baka.
Suasana yang mencekam ini kemudian membuat seluruh rakyat ketakutan didatangi oleh para arwah gentayangan. Untuk itu, maka mereka ikut-ikutan mempersembahkan sesuatu kepada arwah yang mati penasaran pada malam hari itu.
Kegiatan dilakukan secara masif setiap tahunnya di seluruh negeri, sehingga lama-kelamaan menjadi sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temuruan. Jadilah setiap tanggal 15 bulan 7 imlek, sebagai puncak hari Festival Bulan Hantu.
**
Bulan Hantu sangat memberikan pengaruh besar bagi perekonomian bagi masyarakat Tionghoa. Diyakini bahwa melakukan sesuatu yang besar, seperti perjalanan jauh, perkawinan, atau pengikatan kontrak dagang, adalah hal yang membawa sial.
Pun ada juga beberapa hal yang dianggap pantangan selama bulan hantu ini, seperti bersiul atau berteriak di malam hari, aktivitas di kolam atau laut, berjalan sendirian di malam hari, hingga tidak memungut benda apapun di jalan.