Membahas ajaran kebaikan universal (Dhamma) beserta para bijaksanawan (pemuka agama / orang suci), akan membentuk pribadi yang luhur dan berbudi-pekerti yang baik.
Kesembilan, bersemangat dalam mengikis kekotoran batin (kilesa), dan menjalankan hidup terpuji.
Kekotoran batin (kilesa) adalah ketamakan, kebencian, dan kebodohan batin. Tiga kilesa ini ditenggarai sebagai sumber ketidak bahagiaan. Setiap orang seyogyanya menjalankan hidup yang bersih dari kotoran batin dengan senantiasa melatih diri dan menjalankan hidup terpuji yang jauh dari permusuhan dan pertikaian.
Kesepuluh, tidak tergoda untuk hal-hal yang bersifat duniawi, sehingga selalu hidup penuh damai, tanpa kesedihan, dan tanpa noda.
Godaan duniawi disini adalah tahta, harta, dan kekuasaan. Seringkali kita melihat bagaimana seseorang dalam pucuk kejayaan tertinggi sudah seringkali melupakan moral terpatri.
Tidak ada salahnya mencapai tahta tertinggi, memiliki harta berlimpah, dan memegang kekuasaan penuh, namun tantangannya disini adalah bagaimana kekuatan yang dimiliki dapat ditransformasikan untuk kepentingan orang banyak.
**
Lebih lanjut, menurut sang Buddha, melaksanakan kesepuluh hal ini, para dewa dan manusia tak akan terkalahkan dimana pun, dan akan mencapai kebahagiaan dimanapun berada.
Berkah adalah perasaan bahagia yang didapatkan dari hasil perbuatan baik, namun berkah utama adalah bilamana seseorang sudah berada pada kondisi yang menyenangkan, dengan hati bahagia, dan pada saat yang sama mampu melakukan perbuatan baik.
Dengan demikian, sebenarnya hidup sendiri sudah merupakan berkah, jadi tidak periu lagi dicari kemana-mana.