Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mantra Gatholoco dan Hikayat Keperkasaan Raja Jawa Kuno

4 Agustus 2020   19:58 Diperbarui: 9 Juni 2021   09:38 3560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hikayat Gatholoco. (sumber: artikula.id)

Penulis bukanlah ahli esek-esek, bukan juga jagoan sastra Jawa Kuno, namun filsafat Gathotloco yang unik dan sedikit jinak-jinak merpati, sungguh sangat mendebarkan hati.

Hikayat Gatholoco, bisa dibahas dari berbagai segi. Mulai dari sastra, sejarah, kebudayaan, hingga reliji. Namun tulisan kali ini, hanya akan membahas dari sisi filosofi mengenai hubungan suami istri yang seyogyanya layak untuk dipuji.

Menurut Gatholoco, hubungan seks adalah sebuah proses pemurnian agar terbebas dari hawa nafsu. Dengan demikian, hubungan seks yang alami harus membebaskan segala pemikiran dari syahwat yang membelenggu.

Sampai disini sudah cukup membingungkan, karena menurut penulis, seks tidak akan ada tanpa ereksi, dan ereksi adalah syahwat.

Ternyata, setelah ditilik, penulis salah besar.

Dalam karya sastra disebutkan bahwa keberhasilan Gatholoco adalah dengan menaklukkan ke-5 istrinya yang merupakan representasi dari 5 unsur halus pada diri manusia, yaitu;

Retna Dewi Lupitwati (kundalini / energi feminim). Mlenuk Gembuk (memori). Dudul Mendut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran).

Ajaran kontroversial dari Gatholoco adalah membenarkan dan menganjurkan bahwa hubungan seks adalah salah satu cara "berdialog dengan Tuhan".

Baca juga: "Gayatri Mantra"

Menurut Damardjati Supajar, pakar filsafat Jawa dari Yogyakarta, "hikayat (suluk) Gatholoco bukanlah untuk memuja seks, melainkan untuk menunjukkan bahwa ujian syariat terberat adalah seks."

Dikutip dari sumber, "Hanya mereka yang lulus dari ujian 'mekakah' yang makin jelas bentang kebenaran yang mengatasi ruang dan waktu, yang bisa melakukan transformasi ke tarikat, apalagi menuju hakikat."

Hal ini diyakini, karena ia adalah seorang penganut aliran Tantra kiri. Aliran ini meyakini bahwa hubungan intim tanpa nafsu birahi adalah salah satu bentuk pencerahan duniawi. Dengan kata lain, pria dan wanita yang melakukan hubungan seks, harus menjaga agar emosi mereka tetap stabil.

Sedikit banyak ajaran Tantra kiri ini juga mewarnai sejarah kerajaan Nusantara. Salah satu yang paling terkenal adalah kisah Raja Kertanegara yang merupakan raja terakhir yang memerintah kerajaan Singhasari.

Prabu Kartanegara dipandang sebagai penguasa Jawa pertama yang berambisi ingin menyatukan wilayah Nusantara. Salah satu bentuk ambisinya adalah dengan melaksanakan ekspedisi Pamalayu yang bertujuan menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera untuk kepentingan ekonomi dan politik di jalur Selat Malaka.

Ekspedisi ini juga bertujuan untuk menghadang pengaruh kekuasaan Mongol yang telah menguasai hampir seluruh daratan Asia di kala itu.

Menghadapi kekuatan yang besar, Prabu Kartanegara juga tidak lupa untuk menggunakan kekuatan spiritual yang diyakininya.

Ia mendengar kabar bahwa kehebatan Raja Mongol, Kubilai Khan ternyata berasal dari kekuatan gaib ritual Tantrik yang dipelajari dari seorang biksu Tibet.

Hal inilah yang memicu Prabu Kartanegara mendatangkan para spiritualis Tantra dari Champa (Kamboja) yang terdiri dari gadis-gadis menawan yang disebut dengan Yoginis.

Ritual bersama para Yoginis ini kemudian dilakukan di bangsal istananya dengan berpesta seks dan minuman keras dan melibatkan para punggawa Raja, baik pria maupun wanita.

Baca juga: Mantra Asmara Dahana dalam Pernikahan

Namun menurut kitab Nagarakretagama, ritual ini dilakukan untuk mencapai pencerahan demi kemakmuran negara dan rakyat serta menangkal serangan musuh. Jadi bukan untuk kenikmatan duniawi semata.

Pun para peserta diharuskan untuk memakai topeng agar identitas mereka tersamarkan. Dalam praktiknya, ritual ini dilakukan untuk menguji kemampuan menahan godaan nafsu duniawi demi meraih jalan menuju Nirwana.

Sayangnya, Prabu Kartanegara hanya memperhitungkan ancaman serangan dari luar, tanpa memperhitungkan bahaya pemberontakan dari dalam negerinya, hingga pasukan Kediri yang menyerang ke Singhasari akhirnya membunuh Prabu Kartanegara dan permaisurinya pada saat sedang melakukan ritual seks tersebut.

Lupakan kisah Prabu Kartanegara yang mengenaskan, dan kita kembali kepada filsafat Gatholoco yang konon telah menjadi sumber inspirasi dari berbagai Raja Jawa Kuno.

Ilmu Asmaragama sering digunakan oleh para Raja Jawa dalam bercinta. Aji Asmaragama ini dibeberkan oleh Dhamar Sasangka dalam bukunya, "Gatholoco, Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama (Jakarta, 2013)."

Ajaran ini mirip Kamasutra, bukan hanya gaya bersenggama saja, namun juga ajaran cinta melalui filosofi Jawa, yang terdiri dari;

Asmaratantra. Pasangan suami istri harus memiliki perasaan yang berbeda pada memulai hubungan. Pada saat mulai bersentuhan dan berciuman, maka akan muncul getaran di hati masing-masing yang akan terus bertahan selama proses intim terjadi.

Asmaraturida. Mengajarkan suami-istri tidak boleh kaku satu sama lain. Hubungan percintaan harus dibarengi dengan canda-tawa yang bisa mencairkan suasana.

Asmaranala. Mirip dengan konsep Yin-Yang, ajaran ini mengajarkan tentang saling memberi dan menerima. Pemahaman dan pengertian harus terjadi demi wujud keterikatan batin.

Baca juga: Bagaimana Filosofi "Yin-Yang" Menciptakan Hubungan Seks yang Dahsyat.

Asmaradana. Mengajarkan bahwa menyentuh hati pasangan harus bisa dilakukan, dalam bentuk ucapan dan perhatian.

Baca juga: Menikmati Hubungan Seks yang Dahsyat dengan Filosofi "Yin-Yang."

Asmaratura. Pasangan harus bisa memuji dan merayu satu sama lain. Hal ini sangat penting untuk menjaga keharmonisan hubungan.

Selain itu, ritual rutin, seperti mandi, dandan, dan memakai wewangian adalah hal yang wajib dilakukan, baik oleh Raja, Permaisuri, maupun para Selir, untuk menjaga kebersihan diri dan nurani.

Ada yang menarik dari warisan para Raja Jawa Kuno ini. Merindukan untuk bercinta dengan suami / istri nun jauh di sana akibat PSBB? Konon ada mantra yang bisa membuat kamu untuk bercinta dengannya, meski dalam mimpi saja.

Namanya adalah, Aji Asmara Tantra, atau mantra ghoib untuk bercumbu dengan pasangan yang kita inginkan. Caranya mudah, untuk kali pertama, bacakan mantra selama 7 malam berturut-turut dan tak boleh putus.

Setelah lulus 7 malam, maka selanjutnya bisa disambung selama 2 hingga 3 hari saja. Bunyi mantranya adalah sebagai berikut;

Turu mimpi menjadi roso, roso sirasamu si adiku
Si jabang bayi ??... (sebut namanya).

Mandaja atuhumayyani kun lanuk minal khota
Masalama malu biyar solallhohu alaihi wassalim..

Ingat ya, tujuan dari mantra ini adalah untuk mencegah perselingkuhan akibat pasangan resmi berada nun jauh disana, namun jika disalahgunakan oleh para jomblo yang belum pengalaman, maka tanggung sendiri resikonya!

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun