Bicara mengenai melantai, harus hati-hati juga atas efek samping dari penggunaan jimat ini. Jangan sampai kejadian seperti kasus Kompasianer I Ketut Suweca yang saking getolnya menulis, hingga pohon beringin pun tumbuh dari bokongnya. Namun tulisannya mengenai literasi tak perlu diragukan lagi.
Bang Tonny Syahriel, sebagai konsultan travel, mampu mengeluarkan mantra pada tulisannya, hingga pembaca serasa seperti terhipnotis. Belum lagi foto-foto menawan yang mampu membuat pembaca serasa berada di sana.
Urusan foto-memfoto juga sering kita temui pada lapak Mbah Ukik. Nah, si Mbah yang satu ini memiliki aliran yang sama denganku di bidang mistis. Bedanya, ia memang memiliki ilmu, hingga jimat akupun ditolaknya.
Kalau mendengar nama Mbah Ukik, maka kita akan merasa tenang, karena tulisannya tidak jauh-jauhlah dari kehidupan desa yang tenang.
Dugaanku, nama Mbah Ukik sendiri sudah memiliki mantra yang sakti. Kompasianer dapat mencontohi penamaan singkat ini untuk menciptakan karakter kuat bagi para pembaca.
Masih banyak nih pelanggan jimat yang jika kubuatkan ceritanya, bisa menjadi satu seri Kho-Ping-Ho yang tak berakhir. Kang Win, Mas Nawir, Irwan Rinaldi Sikumbang, Elang Salamina, Himam Miladi, Susy Haryawan, Agil S Habib, Mochammad Syafei, Adjat R Sudrajat, hingga ke Ruang Berbagi yang penuh misteri. Pokoknya mereka jelas lebih mudah dikenal, daripada nama Rudy Gunawan yang pasaran.
Intinya, jika anda sudah menggunakan jimat ini, maka ketenaran akan datang menghampiri. Caranya adalah dengan menjadi semakin pede, sapa sana-sini, bagai Om Gege (ini menurut pengakuan Bang Khrisna Pabichara, lho).
Kalau sudah menyapa sana-sini. Dijamin! Kompasianer yang sudah termakan efek jimatku, pasti akan membalas sapaanmu, atau miminal ngevote balik tulisan kamu. Dengan demikian, maka kamu akan menjadi lebih terkenal karena sudah semakin banyak Kompasianer yang berkunjung ke lapakmu.
Namun sayangnya, sebagaimana obat pada umumnya, kadang ada juga yang overdosis. Salah satunya adalah Prof. Felix Tani, yang sekarang sudah menjadi "kenthir" akibat efek penggunaan jimat berlebihan.
Bagaimana dengan saya sendiri? Kalau di Kompasiana, tentu saya menggunakan jimat edisi terbatas yang tak akan dijual dong. Spesialisasinya adalah hal ghoib dan mistis yang tak tertandingi oleh siapapun, termasuk Mbah Ukik.
Terakhir, malah saya mendapatkan wangsit untuk mulai mencicipi menu Kamasutra, semuanya demi kebaikan bersama agar para milenial macam Kompasianer Abdul, bisa memahami dunia dewasa dengan lebih waspada lagi.