Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Filosofi "Yin-Yang" Menciptakan Hubungan Seks yang Dahsyat (Lolos Sensor)

29 Juli 2020   14:15 Diperbarui: 29 Juli 2020   16:24 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tabib Sun Simiao (590-682) adalah ahli pengobatan Tiongkok kuno dari zaman Dinasti Sui dan Tang. Ia diberi gelar sebagai Raja Obat, karena jasa-jasanya mengembangkan dunia pengobatan Tiongkok Kuno.

Selama hidupnya ia telah menuliskan sekitar 7300 resep dari dua buku, yaitu Beiji Qian Jin Yao Fang dan Qian Jin Yi Fang. Kedua buku ini dapat disamakan dengan ensiklopedia pengobatan Tiongkok Kuno, dan sekaligus batu loncatan bagi dunia medis kuno.

Selain pengobatan, Sun Simiao juga memelajari anatomi manusia. Ia menjelaskan bahwa aktivitas anggota tubuh seperti mata, kepala, dan rambut ternyata memiliki efek langsung terhadap kesehatan.

Pun halnya dengan hubungan seksual. Baginya, lelaki dilambangkan dengan unsur Yang, berkonotasi keras, panas, kering, seperti api. Wanita dilambangkan dengan unsur Yin, lembut, basah, dingin, seperti air.

Filosofi Taosime kuno ini kemudian mengatakan bahwa perpaduan diantara unsur Yin dan Yang akan menghasilkan hubungan seksual yang maha dahsyat.

Jika saja ajaran filosofi kuno ini, dapat diserap dengan baik oleh manusia modern, niscaya kamar tidur akan menjadi surga dunia. Namun sayangnya banyak mis-persepsi yang terjadi, hingga filsafat kuno ini tidak terimplementasi. Salah satunya adalah dengan tidak membicarakannya, atau diam-diam membicarakannya.

Begitu pula halnya dengan Kamasutra, yang sekarang lebih banyak menjadi judul dari tema esek-esek. Padahal para sastrawan kuno di India yang menulisnya pada sekitar abad ke-3 memadukan ajaran filosofi tentang Dharma (agama), Arth (kekayaan), Kama (kesenangan), dan Moksha (keselamatan), hingga menghasilkan kurang lebih 500 bab mengenai teknik bercinta yang benar.

Nah, jelas, bagi masyarakat kuno, hubungan seksual adalah suatu hal yang tidak saja penting, namun juga sakral. Akan tetapi coba lihat saja sekarang, perkosaan merajalela, incest membahana, perselingkuhan marak terjadi, dan kekerasan dalam rumah tangga semakin menjadi-menjadi.

Semuanya akibat pandangan yang salah tentang bagaimana seharusnya sebuah hubungan seksual yang baik. Semoga tulisan mengenai seks kali ini, tidak mendapatkan tempat tertinggi di ujung syahwat yang gelap, untuk itu, mari kita menelusuri filsafat Yin-Yang dalam hubungan seksual yang seharusnya suci terjadi.

Seks Tidak Tabu, Demikian pula halnya dengan hujan gerimis.

Filosofi Yin Yang mengatakan bahwa segala sesuatu di alam adalah kebenaran abadi, yang harus dilihat apa adanya tanpa tendensi baik atau buruk. Bagaikan hujan gerimis, yang seyogyanya dilihat sebagai fenomena alam, bukan rasa senang atau tidak senang terhadapnya.

Pendidikan seks itu penting, bahkan sejak usia dini. Menyembunyikan pemahaman tentang seks, sama seperti menyembunyikan kenyataan terhadap fenonema alam. Namun pengajaran tentang anatomi tubuh reproduksi, tidaklah cukup hingga usia tertentu.

Lelaki dan wanita dewasa, harus memahami bagaimana alat reproduksi yang dimiliki dapat berfungsi sesuai kodratnya. Memuaskan atau dipuaskan pasangan hidup, akan membuat sinetron dan media sosial menjadi tidak penting lagi.

Untuk itu, pembicaraan hubungan seksual yang wajar, seharusnya terbuka diantara para pasangan. Kesalahan terbesar dari para pasangan adalah menganggap seks sebagai sebuah keterpaksaan, bahkan lebih parah lagi, seks dianggap mesum. 

Maksimalkan unsur Yin-Yang dalam kodratnya.

Lelaki memiliki unsur Yang, cepat keras dan mudah panas. Kesambet dikit, langsung 'On.' Tidak perlu berlama-lama lagi, sebagaimana api yang sedang membara.

Namun kesalahan terbesar dari lelaki, adalah menganggap bahwa wanita juga memiliki panas api yang sama. Mereka menganggap istrinya bagai sebuah mobil. Habis distarter, langsung bisa jalan.

Sedangkan wanita yang memiliki unsur Yin adalah mahluk lembut, dan harus ditangani dengan halus. Sebagaimana air yang mengalir, indah adanya, namun tidak memiliki bentuk.

Istilah kerennya adalah foreplay. Setiap tubuh manusia memiliki sensitivitas yang berbeda. Perbedaan terbesar karena lelaki cepat naik, cepat turun, sementara wanita lama naik dan cukup lama bertahan disana.

Bagi wanita, bermain api yang aman, adalah dengan cara menjaganya tetap nyala pada laju tertentu. Jika terlalu besar akan menyakitkan, jika terlalu kecil tidak akan terasa. Menjaga api pada nyala yang konsisten, bisa memberikan kehangatan dan rasa nyaman.

Bagi lelaki, air yang sangat panas akan sulit untuk dinikmati, jika terlalu dingin, akan membuat tubuh serasa mengkerut. Menjaga aliran air yang tenang, tidak terlalu dingin, tidak terlalu panas, akan terasa sangat menyegarkan.

Pada dasarnya, air dan api adalah unsur alam yang saling berseberangan. Oleh sebab itu, jika lelaki dan wanita memiliki sifat yang tidak sama, maka lumrah adanya. Namun air dan api juga merupakan unsur alam yang seharusnya saling melengkapi. Mereka harus hidup dalam keniscayaan yang sama, tanpa terpisahkan.

Api kecil yang akan mendidihkan air hangat - Membuat persiapan sebelum bercinta.

Kalau ingin ke pesta arisan, apa yang anda lakukan? Wanita biasanya akan make-up habis agar kelihatan cantik, menggunakan baju terbaik agar dipuji suami orang. Lelaki biasanya mengandalkan parfum wangi, yang konon katanya, bisa bagai pelet yang dapat menundukkan semua gadis muda.

Nah, sebelum bercinta, apa yang dilakukan? Boro-boro sikat gigi, bau pete yang masih melekat pun kadang tidak penting. Jangankan make-up habis, rambut saja tidak disisir, karena bakalan ditarik-tarik lagi.

Perlukah mengadakan persiapan yang baik sebelum bercinta? Tidak perlu lah yang terlalu berlebihan, namun paling tidak hargailah pasangan anda melebihi menghargai semua teman arisan.

Memadukan unsur Yin-Yang dengan campuran terbaik.

Jika sedang bercinta, bukan hanya tubuh saja yang telanjang, namun jiwa pun tak seharusnya tertutupi. Jiwa yang kelihatan seutuhnya, adalah jiwa tanpa adanya pikiran yang membelenggu.

Bagi wanita, jangan pernah berpikiran bahwa seks itu kotor, tabu, atau mesum. Anda harus melepaskan seluruh halangan (mental block) terhadap hubungan seks dengan pasangan anda.

Tidak ada salahnya menjadi agresif melayani pasangan, karena pada dasarnya, dalam bercinta, tubuh anda adalah tubuhnya, demikian pula dengan jiwa anda yang seharusnya menjadi satu.

Bagi lelaki, fokuslah kepada tubuh istri, jangan membayangkan pekerjaan yang menumpuk, urusan yang belum kelar, istri tetangga, atau artis idola. Bicaralah sejenak, pujilah ia, ungkapanlah rasa sayangmu, ucapkanlah terima kasih, yang pasti, jangan langsung bobok ngorok setelah selesai bercinta.

Waktu itu penting, karena ada ratusan teknik bercinta.

Nikmat yang mana, seks atau nulis di Kompasiana, hayo!!! Pertanyaan yang susah, sebabnya dua-duanya sama enaknya. Nah, jika kita bisa menikmati proses menulis selama berjam-jam, mengapa tidak dengan hubungan seksual?

Banyak pasangan yang salah kaprah dengan menganggap seks hanya sekedar kewajiban, bukan rekreasi. Padahal, jika anda sudah memiliki waktu semalam dengan pasangan anda, maka disitulah saat terbaik untuk menikmatinya secara perlahan.

Pertanyaanya, berapa lama durasi sebuah persenggamaan? 15 menit, 30 menit, sejam? Luar biasa. Apakah memerlukan obat kuat agar hubungan percintaan dapat bertahan semalaman?

Nah, hubungan seks bukan hanya bersenggama saja, tapi juga seluruh proses yang menyelimutinya. Pernah ngobrol ngadul-ngidul di tempat tidur dengan istri? Pernah pijatin suami yang sedang capek? Itu adalah bagian dari hubungan seksual lho, karena nonton drakor ama cewek lain diatas tempat tidur, sudah selingkuh namanya.

Hal inilah yang membedakan manusia dengan binatang yang menggunakan kemaluannya untuk muncrat saja. Tujuannya untuk reproduksi. Manusia yang memiliki akal budi, tidak seharusnya puas dengan ngecrot saja. Tidak ada mahkluk lainnya di dunia ini yang memiliki ratusan teknik dan cara untuk bersanggama seperti halnya manusia.

Jangan membuat perbandingan.

Katanya sih, istri ideal adalah yang cantik, pandai merawat tubuh, pintar mengurus rumah tangga, dan 'hot' di ranjang. Adapun pria yang ideal, adalah yang pintar cari uang, romantis, tubuh atletis, dan juga 'hot' di ranjang.

Mana ada pria atau wanita yang 100% ideal di zaman sekarang. Dalam urusan bercinta, idolanya para wanita adalah cowok Hollywood yang pandai merayu, sementara buat lelaki cukup sederhana, kibatnya adalah film biru.

Setuju tidak kalau manusia itu unik adanya. Jangan membandingkan suamimu dengan Brad Pitt tetangga, dan jangan pula mengharapkan istrimu sehebat Maria Ozawa.

Bagaimanapun suami dan istri adalah pasangan sehidup-semati. Sejelek apapun suamimu, jika ada kesempatan, masih banyak gadis lain yang menginginkannya. Begitu pula dengan para istri, emang zaman sekarang tidak ada pria penggoda istri orang?

Intinya, jangan membandingkan atau lebih tepatnya mengharapkan pasanganmu tampil prima, karena milik bersama adalah tanggungan bersama. Istilahnya, "barang yang sudah kebeli, tidak dapat diretur lagi."

Nah, langkah selanjutnya, tentunya adalah praktik. Pada tulisan selanjutnya, penulis akan menjabarkan teknik bercinta dengan filosofi Yin-Yang yang sudah ribuan tahun. Tidak usah terlalu khwatir, tulisan ini sudah lolos sensor admin, sehingga aman dibaca oleh Prof. Felix hingga Pastor Bobby.

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun