Ia menghadapi dilema, diantara kesehatan dan kewajiban berbangsa. Akankah ia akan mati dalam menjalankan tugas negara?
**
Lamunannya buyar, ketika Halifah datang mendekatinya, "Ayah, Adam mau melamarku, ia sudah berjanji untuk setia menemaniku dan akan menjadi ayah yang baik bagi anak-anakku."
Bagaikan petir yang menyambar di siang bolong, Daeng Rewa tidak tahu harus berkata apa-apa. Dirinya yang terlalu khwatir membuatnya meneteskan air mata yang tak bisa ditahan lagi.
Mulutnya ingin mengatakan, "bagaimana pestanya nanti?, bagaimana kalau banyak orang kesini?, bagaimana kalau..." Namun mulutnya terdiam bagai dikunci, semuanya agar tiada kekecewaan di hati sang putri.
Akhirnya ia pun memeluk Halifah, sadar bahwa apa yang menjadi kekhwatirannya selama ini adalah ilusi. Tentu keputusan tersebut adalah yang terbaik bagi Halifah.
Covid tidak akan menghalangi Halifah menikah dengan Adam, pun halnya dengan perhelatan akbar Pilwalkot Makassar. Covid adalah bagian dari hidup ini, tidak akan dapat mencegah siapapun dan apapun untuk menjalankan kehidupan ini.
Suasana menjadi hening, ketika ayah dan anak tersebut masih saling berpelukan. Sayup-sayup dari tembok sebelah, terdengar suara. "Woiii, pakeko ini masker, tapi pilih tong calong-ku cess."
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI