Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengenang Soedjono Hoemardani, Jenderal Dukun, Menteri Urusan Mistis, dan Penasihat Spiritual Soeharto

24 Juli 2020   15:01 Diperbarui: 25 Juli 2020   17:24 31154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia juga mendapatkan tugas tambahan sebagai ketua bagian keuangan pada Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) di Solo.  

Karirnya di militer dimulai dari pangkat Letnan Dua, karena ia termasuk orang terpelajar, dimana pada saat kemerdekaan, hanya 10 persen saja dari seluruh orang Indonesia yang bisa membaca.

Jenderal Wiraswasta.

Selama berkarir di militer, tak sekalipun ia dikenal sebagai perwira tempur, meskipun ia juga terlibat dalam revolusi kemerdekaan. Ia berpendapat bahwa tentara tak hanya mengurus pertempuran, namun juga logistik dan administrasi.

Harry Tjan Silalahi dalam buku Soedjono Hoemardani 1918-1986 menyebutkan bahwa "Sekalipun dia memantapkan diri di lingkungan militer tetap jiwa kewiraswastaannya tidak dengan sendirinya hilang, tapi malah memperluas sudut pandang profesinya,"

Awal perkenalannya dengan Soeharto terjadi pada saat Soeharto menjadi Panglima Divisi Diponegoro. Di kala itu, Soedjono adalah perwira administrasi di KODAM Diponegoro Jawa Tengah.

Meskipun masih berkiprah di militer, ia juga telah memiliki banyak bisnis, dan salah satunya adalah di bidang perkapalan bersama Bob Hasan, yang juga merupakan orang dekat Soeharto.

Di tahun 1969, Soedjono mendapatkan pangkat Brigadir Jenderal dengan jabatan Asisten Pribadi Presiden Urusan Ekonomi dan Perdagangan. Meski bukan Menteri, ia memiliki peran penting di dunia bisnis Indonesia.

Seluruh pengusaha Indonesia yang hendak berbisnis dengan Jepang harus mendapatkan rekomendasi dari dua orang, yaitu dirinya dan Menteri Perekonomian.

Pihak Jepang sendiri lebih percaya kepada Soedjono dibandingkan siapapun, karena mereka menganggap bahwa ia adalah "utusan langsung presiden."

Membawa Liem Soe Liong kepada Soeharto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun