Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anthropomorphisme yang Membuat Anda "Harus" Yakin kepada Jin dan Syaitan

21 Juli 2020   18:24 Diperbarui: 22 Juli 2020   00:27 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ada yang ingin bertemu dengan Jin yang bisa menolong manusia, maka Giman (47) adalah orang yang tepat.

Lelaki warga Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur baru-baru ini membuat geger publik.

Pasalnya, rumahnya berpindah tempat tanpa bantuan orang-orang sekitar kampung. "Enggak ada yang bantu. Ini adanya bolo satu yang membantu," Ujar Giman sambil menunjuk anak perempuannya yang berumur 2 tahun.

Suharto, tetangganya yang pertama kali sadar bahwa ternyata rumah Giman telah lebih tinggi dari sekitar 130 cm dari sebelumnya, sehingga antara rumah depan dan belakang tidak sejajar lagi.

Menurut pengamatan orang sekampung, setidaknya butuh 50 orang untuk melakukan hal tersebut.

Sontak rumah yang dibantu oleh bala tentara Roro Jongrang tersebut akhirnya menjadi viral, dan dusun tempat Giman menetap ramai terkunjungi. "Pernah hingga 1000 orang per hari." Ujarnya.

MUI Ngawi tidak ketinggalan diam. Menurut Ketua MUI Ngawi, Dr. A. Halil Thahir, MHI, "Ya, itu mungkin-mungkin saja terjadi. Hal seperti itu bisa terjadi bisa tidak."

Menurutnya, Tuhan menciptakan makhluk yang kasat mata dan tidak kasat mata. Ia kemudian menyoroti soal kesalehan Giman sehingga bisa memindahkan rumah tersebut seorang diri.

Saintis pun tak ketinggalan diri. Psikolog Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Herlan Pratikto mengatakan ada kajian psikokinesis yang mampu memanipulasi sebuah objek fisik hanya dengan pikiran semata.

"Jadi ini kalau mau jujur saja believe or not, percaya atau tidak memang bisa dari sisi psikokinesis. Memang ada kemampuan-kemampuan itu. Karena itu terkait energi kalau pikiran itu aktif, terfokus, itu bisa memindahkan energi sehinga ketika ada energi bergerak itu tergantung mau digerakkan ke mana," ungkap Herlan kepada sumber.

Apakah yang terjadi?

Ternyata, meskipun Giman sempat bercanda bahwa ia dibantu oleh bermacam-macam jin, ia pun akhirnya membuat pengakuan yang sebenarnya.

Menurutnya, sebenarnya pekerjaan membangun tiang fondasi itu sudah cukup lama dilakukan. Ia juga telah memindahkan posisi atap tanpa diketahui warga, sehingga seolah-olah bangunannya lah yang berpindah.

Selain itu, ia juga menggali sendiri tanah untuk membuat sebuah ruangan bawah tanah yang letaknya tepat di tengah rumah, sehingga rumah tersebut tampak seperti bangunan bertingkat dua.

Nah, tidak mau menyia-nyiakan pekerjaan, tanah hasil galian kemudian digunakan untuk menimbun rumahnya setinggi 1,3 meter, sehingga fondasi rumahnya seperti kelihatan naik. 

Terjawablah sudah teka-teki rumah yang konon dibantu oleh tim Roro Jongrang tersebut, ternyata hanya hoax belaka.

Kasus fenomena gaib yang dialami oleh Giman, sehingga mampu membuat ribuan pengunjung datang ke desanya, seringkali juga kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Otak manusia selalu mencari jalan pintas atas setiap fenomena yang terlihat aneh. Kekuatan besar tak terjelaskan selalu menjadi solusi atas setiap jawaban.

Kita hidup dan dibesarkan dengan tahyul, sewaktu kecil, sudah seringkali kita mendengar "ancaman" yang berhubungan dengan alam gaib. "Ayo habiskan nasi, atau nanti kamu dimakan setan."

Sedikit banyak "ancaman" itu akan melekat pada diri kita, yang entah menciptakan perasaan takut, sedih, atau cemas. Seiring usia kita bertambah, tentu lebih banyak alasan berlogika yang kita pahami dibalik cerita tahyul tersebut.

Namun, entah bagaimana, "ancaman" kakek sudah sangat melekat dalam diri kita, sehingga tanpa sadar, telah mendapatkan prioritas pada pikiran.

Dengan demikian, sebagai bagian dari pengalaman masa kecil, hal-hal mistis ini sudah menjadi bagian dengan diri kita, hingga sampai saat kini, orang-orang masih memercayainya.

Apakah anda termasuk orang yang memercayai mistis? Apakah anda percaya bahwa kedatangan kupu-kupu dalam rumah, berarti ada tamu dari jauh yang akan datang mengunjungi? Atau apakah anda percaya bahwa mimpi gigi copot, berarti ada orang dekat yang akan meninggal?

Nah, menurut saintis, fenomena ini disebut dengan Anthropomorphisme, atau pandangan terhadap mahluk yang bukan manusia yang memiliki kemampuan seperti manusia.

Misalnya adanya ruh yang menetap pada pohon besar, sehingga anak-anak dilarang untuk bermain di sekitarnya, atau banyak jin dan setan yang berkeliaran di saat magrib, dan lain sebagainya.

Hal ini sebenarnya sangat dibutuhkan oleh manusia, karena pada dasarnya, manusia suka mencari pembenaran atas setiap peristiwa. Khususnya, peristiwa yang tidak menyenangkan, seperti bencana alam, atau kehilangan orang yang dicintai.

Namun disisi lain, manusia juga membutuhkan "kambing hitam" atas setiap hal yang mereka anggap diluar kekuasaan. Kepercayaan terhadap tahyul, dapat menjadi semacam "perisai" untuk menerima nasib.

Pun halnya dengan keberuntungan. Setiap manusia akan sangat gembira, jika mendapatkan jimat atau amulet yang diyakini bisa mendatangkan uang atau kesuksesan.

Beberapa penilitian terhadap fenomena ini telah dilakukan di berbagai negara. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tapani Riekki, psikolog dari Universitas Helsinki di Finlandia.

Ia membagi partisipan dalam dua kelompok, yakni yang memercayai kegiatan paranormal dan yang tidak. Kedua kelompok tersebut diminta untuk melihat animasi dalam bentuk gerakan sederhana.

Sebagai hasilnya, mereka yang percaya tahyul lebih cenderung melihat semacam niat di balik gerakan, seperti adanya wajah yang tersembunyi, atau sosok orang dalam cahaya, dan lain sebagainya.

Selain itu, makalah lain juga melaporkan bahwa orang yang percaya tahyul cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam membuat keputusan. Hal ini membuat mereka tidak mudah melepaskan apa yang telah dipercaya.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, ada juga yang menunjukkan bahwa berbagai kepercayaan terhadap tahayul ternyata dapat meningkatkan kinerja dan keterampilan.

Sebagai contoh, seseorang yang memakai baju merah, karena memercayai bahwa merah adalah warna keberuntungannya, akan lebih cenderung percaya diri.

Nah, kembali kepada Anthropomorphisme. Sebuah pemikiran unik sederhana kemudian menggelitik pikiran penulis. Apakah kepercayaan terhadap mahluk suci, seperti malaikat, dewa-dewi, santo, dan ruh kudus adalah termasuk Anthropomorphisme? Menarik untuk membahasnya lebih lanjut.

Referensi: [Tribun] [Grid] [Detik] [Minomiko] [Kompas]

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun