Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suami Menyewa Jasa Prostitusi, Apa yang Dilakukan Istri?

14 Juli 2020   14:40 Diperbarui: 14 Juli 2020   15:21 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prostitusi (sumber: allure.com)

Skandal prostitusi artis kembali meruak, yang berarti bahwa para netizen kembali bergelora. Segala macam berita covid hingga reshuffle Menteri, bagai hilang tertelan bumi.

Publik dibuat penasaran, siapa sih artis yang berinisial HH yang konon dibayar 20 juta Rupiah buat sekali crottt...

Berita prostitusi artis tidak akan pernah berhenti, sebagaimana aktivitas prostitusi itu sendiri. Dengan saran melakukan physical distancing, di zaman pandemi, sepertinya resiko penularan melalui hubungan badan, masih belum disadari oleh penggemar bisnis esek-esek ini.

Prostitusi adalah masalah sosial yang didasari oleh kebutuhan syahwat tingkat tinggi. Tidak pandang usia, jenis kelamin, atau pun status keluarga.

Pun halnya dengan Alex (nama samaran). Sebagai seorang yang sibuk menjalankan bisnis miliaran, ia merasa harus bisa beradaptasi dengan kehidupan hura-hura untuk menghibur kliennya.

Minimal seminggu sekali, ia mengunjungi tempat prostitusi terselubung di kota Jakarta. Alasannya bahwa ia harus melakukan hal tersebut, agar bisnisnya berjalan mulus.

Tak ayal, memakai jasa prostitusi akhirnya menjadi kebiasaannya, meskipun ia tak sedang melobi.

Jika ditanya, apakah ia tidak memiliki perasaan bersalah kepada istrinya, ia hanya menjawab bahwa semua yang dilakukan adalah untuk menafkahi keluarga, lagipula dengan kebiasaan "jajan" nya, ia yakin bisa mendapat pengalaman untuk memuaskan sang istri (klise).

Lain pula halnya dengan Bram (nama samaran). Sebagai seseorang yang harus bertugas di luar kota dan terpisah dengan anak istrinya, ia merasa kebutuhan syahwatnya adalah hal yang tak terpisahkan.

Prinsipnya, daripada "pulang membawa kambing, mendingan jajan sate kambing." Alias daripada pacaran dan menikah lagi, mending pakai jasa prostitusi.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Charlie (nama samaran). Meskipun masih tinggal serumah dengan istrinya dalam hubungan pernikahan yang "baik-baik saja," ia adalah penjaja seks rutin

Memasuki usia 40an, ia merasa telah memasuki usia puber ke-dua, yang rentan akan jebakan jatuh cinta lagi. Ia telah merasakan bagaimana Bela (nama samaran), teman sekantornya sudah merasa tertarik dengan dirinya.

Bela yang baru berusia 27 tahun, baru saja putus dengan pacarnya yang konon berselingkuh. Merasa frustasi, ia pun menumpahkan kekesalannya dengan "mendekati" Charlie yang masih gagah di usianya.

Sebagai lelaki normal, Charlie juga sangat tertarik dengan Bela, yang beberapa kali telah membuat hasrat kelakiannya berdiri.

Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya ia pun memutuskan berselingkuh dengan prostitusi yang dianggapnya lebih aman daripada hubungan pribadi dengan Bela. Awal coba-coba ini kemudian membuat Charlie akhirnya menjadi lelaki pencinta seks berbayar.

Namun tidak halnya demikian dengan Deni (nama samaran), seorang lelaki sukses yang memiliki prinsip, "jika kamu tidak bisa membayar prostitusi, maka tidak ada gunanya mencari uang."

Ia adalah termasuk penggemar prostitusi artis dengan bayaran mahal. Selain itu, konon ia memiliki banyak gundik, mulai dari anak mahasiswi, hingga istri orang.

Berbagai macam alasan timbul-tenggelam membenarkan tindakan dari para lelaki yang menyukai perburuan seks di luar pernikahan.

Dilansir dari sumber, setidaknya ada 5 alasan mengapa lelaki suka menyewa pelacur.

Alasannya adalah:

  • Memiliki hasrat untuk mencoba wanita lain yang lebih seksi.
  • Ingin memegang kontrol, sebagai lelaki yang berkuasa.
  • Ingin mewujudkan fantasi bercinta dengan gadis idaman.
  • Ingin berhubungan seks tanpa adanya komitmen.
  • Ingin Melampiaskan nafsu dengan cara termudah.

Menurut survei, ternyata 1 dari 11 lelaki pernah mencoba jasa wanita bayaran. Dilansir dari sumber, dalam survei nasional di Inggris pada tahun 1990, yang melibatkan 6000 pria Inggris, berusia 16 hingga 44 tahun, terdapat sebanyak 5,6% dari pria mengaku pernah menggunakan jasa Pekerja Seks Komersial.

Menariknya, pada survei kedua di tahun 2000 yang melibatkan 4700 partisipan, jumlah tersebut naik sebanyak 2 kali dan menyentuh angka 9%.

Survei yang dipimpin oleh Helen Ward, seorang epidomologis pada Imperial College London, juga menunjukkan bahwa sepertiga partisipan memiliki 10 atau lebih partner seks selama kurun waktu 5 tahun.

Dengan kenyataan ini, mungkin para istri harus berdoa, agar suami termasuk dalam kategori 10 dari 11 lelaki. Jumlah yang masih relatif aman.

Nah, bagi mereka yang sudah pernah kedapatan "jajan" oleh istri, apakah yang terjadi?

Sebuah pengakuan yang dilansir dari sumber, mengatakan bahwa Elvina (nama samaran) dari Filipina, menyatakan bahwa hidupnya benar-benar berubah setelah sang suami mengaku bahwa ia baru saja mencoba jasa pelacur pada saat perjalana ke Eropa selama dua bulan lamanya.

Bagi dirinya, ia tidak lagi pernah bisa memercayai suaminya, yang mengaku khilaf. Meskipun hanya hubungan semalam tanpa perasaan, namun buatnya, itu adalah sebuah bentuk pengkhianatan terhadap sumpah pernikahan.

Ia ingin berpisah, namun seluruh teman dan keluarganya, menyarankan dirinya untuk memaafkan suaminya. Namun ia berpendapat, sebuah kesalahan saja sudah cukup untuk menghancurkan perasaan dan keluarga.

Lain lagi halnya dengan Fero (nama samaran), seorang istri yang setia. Meskipun suaminya tidak pernah bersikap jujur padanya, namun ia telah menemukan beberapa bukti bahwa suaminya telah berulang kali bermain pelacur.

Fero memutuskan untuk tetap diam, karena baginya, sepanjang Deni masih mencintainya, ia tak akan ditinggalkan. Ia juga selalu menganggap bahwa tidak menganggu kesenangan Deni, adalah sebuah bentuk pelayanan.

Sam (nama samaran) menyampaikan pesan kepada kawan-kawannya, "apapun yang terjadi, jangan pernah mengakui sudah tidur dengan pelacur."

Menurut Sam, pada dasarnya wanita senang dibohongi. "Mereka hanya ingin mendengarkan apa yang ingin mereka dengarkan." Tentunya, tidur dengan PSK adalah hal yang paling brutal yang pernah ada di telinga para istri.

Lebih lanjut, ia juga berprinsip bahwa "rahasia lelaki, seharusnya tetap menjadi rahasia lelaki."

Beda lagi dengan Jonah yang sekarang sudah insaf, akibat setiap kali ia berpergian, Jesicca, istrinya selalu menyelipkan sebungkus kondom dan surat yang tertulis "jangan pulang bawa penyakit, ya pa! Ingat anak-istri di rumah."

Nah, setelah kita mengulik serba-serbi hikayat pelacuran, apa yang harus dilakukan?

Bagi lelaki, tentunya masuk ke dalam lingkar 10 dari 11, yang mengaku tidak pernah menyewa jasa PSK, adalah hal terbaik. Namun jika anda ternyata masuk ke dalam kategori 1 dari 11, maka ceritanya pun akan berbeda.

Bagaimana cara menyikapinya?

Yang pertama, tentunya suami-istri harus jujur dan saling terbuka.

Yang kedua, jika kesalahan sudah terjadi, kedua belah pihak harus berada pada perahu yang sama.

Yang ketiga, harus menyadari bahwa kasus prostitusi adalah masalah sosial, yang melibatkan dua gender yang berbeda.  

Dari sisi penjaja seks, diketahui bahwa syahwat menjadi alasan utama disini, namun dari sisi penyedia layanan, kemungkinan terbesar adalah masalah ekonomi.

Prostitusi bagaikan dua sisi mata koin yang selalu ada dan tersebar di setiap pelosok kota. Tidak bisa dipungkiri, siapapun akan rentan terhadap masalah ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi, praktik yang telah berusia ribuan tahun ini, mendapatkan tempatnya tersendiri.

Cara yang terbaik untuk menyikapi masalah sosial, adalah dengan tidak terkontaminasi. Bukannya virus corona sekarang juga telah berubah menjadi masalah sosial yang berkepanjangan?

Mungkin social distancing, physical distancing, work at home, dan lain sebagainya bisa membantu kita terhindari dari masalah sosial, termasuk prostitusi itu sendiri.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun