Beda lagi dengan Jonah yang sekarang sudah insaf, akibat setiap kali ia berpergian, Jesicca, istrinya selalu menyelipkan sebungkus kondom dan surat yang tertulis "jangan pulang bawa penyakit, ya pa! Ingat anak-istri di rumah."
Nah, setelah kita mengulik serba-serbi hikayat pelacuran, apa yang harus dilakukan?
Bagi lelaki, tentunya masuk ke dalam lingkar 10 dari 11, yang mengaku tidak pernah menyewa jasa PSK, adalah hal terbaik. Namun jika anda ternyata masuk ke dalam kategori 1 dari 11, maka ceritanya pun akan berbeda.
Bagaimana cara menyikapinya?
Yang pertama, tentunya suami-istri harus jujur dan saling terbuka.
Yang kedua, jika kesalahan sudah terjadi, kedua belah pihak harus berada pada perahu yang sama.
Yang ketiga, harus menyadari bahwa kasus prostitusi adalah masalah sosial, yang melibatkan dua gender yang berbeda. Â
Dari sisi penjaja seks, diketahui bahwa syahwat menjadi alasan utama disini, namun dari sisi penyedia layanan, kemungkinan terbesar adalah masalah ekonomi.
Prostitusi bagaikan dua sisi mata koin yang selalu ada dan tersebar di setiap pelosok kota. Tidak bisa dipungkiri, siapapun akan rentan terhadap masalah ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi, praktik yang telah berusia ribuan tahun ini, mendapatkan tempatnya tersendiri.
Cara yang terbaik untuk menyikapi masalah sosial, adalah dengan tidak terkontaminasi. Bukannya virus corona sekarang juga telah berubah menjadi masalah sosial yang berkepanjangan?
Mungkin social distancing, physical distancing, work at home, dan lain sebagainya bisa membantu kita terhindari dari masalah sosial, termasuk prostitusi itu sendiri.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H