Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rahasia Stanley Ho, Raja Judi Makau: Dari Kasino di Korut hingga Makelar Saddam Hussein

12 Juli 2020   11:16 Diperbarui: 12 Juli 2020   11:21 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Stanley Ho (sumber: finansialku.com)

Siapa yang tidak mengenal Makau sebagai pusat perjudian terbesar di Asia. Namun mungkin belum banyak yang mengetahui, siapa Stanley Ho yang merupakan tokoh sentral di belakang kejayaan Makau saat ini.

Selasa 26.05.2020, Stanley Ho telah meninggal dunia dalam usia 98 tahun, namun prosesi pemakamannya sendiri baru dilakukan pada tanggal 10 Juli 2020 kemarin.

Ho adalah pemilik kerajaan judi terbesar di Asia dan merupakan salah satu orang terkaya di Asia. Pemakamannya dihadiri oleh 100 politisi dan selebriti dari Makau dan Hong Kong.

Kisah suksesnya dirintis melalui perjalanan yang tidak mudah. Lahir pada tahun 1921, ayah Ho lari ke Saigon karena bangkrut dan tidak meninggalkan sepeser uang pun kepada keluarga. Kedua kakaknya bunuh diri akibat kehidupan yang susah.

Pada saat Jepang menginvasi Hong Kong, Ho yang memiliki paman buyut bernama Sir Robert Hotung adalah seorang konglomerat asia yang tinggal di Makau, mengundang Ho untuk ikut dengannya.

Pada saat itu, Makau yang merupakan koloni Portugis adalah wilayah yang netral, akibat sikap politik Portugis yang netral dalam Perang Dunia II. Di Makau ini lah, Ho untuk pertama kalinya membangun kerajaan bisnisnya.

Ia memulai karirnya dengan menangani sebuah BUMN bentukan pemerintah koloni Makau yang bernama Perusahaan Kooperatif Makau (CCM). Tugasnya adalah bertanggung jawab untuk membantu pemerintah Makau menukar mesin dengan peralatan kepada Jepang untuk bahan pokok bagi penduduk Makau.

Tugas yang diemban ini bukanlah hal yang mudah, karena ia harus melakukan banyak perjalanan rutin menggunakan kapal dan mencakup hubungan dengan daerah kewenangan Portugis, militer Jepang, hingga ke geng Triad. Belum lagi ancaman dari para bajak laut yang selalu siap untuk menjarah pasokan yang dibawa oleh kapal Ho.

Dalam situasi perang, tidak mudah menempatkan diri menjadi kawan dan lawan sekaligus, Jepang yang dikenal sebagai penjajah, tentunya merupakan musuh mati dengan daerah jajahannya pada saat itu.

Ho yang berkebangsaan Hong Kong, harus pandai-pandai bersikap agar tidak dicap penghianat, ataupun pembelot. Pengalaman ini lah yang kemudian membuat Ho menjadi pribadi yang sangat ditempa dengan berbagai keadaan yang sulit.

Hingga ia meninggal, ia telah mewariskan harta kepada ketiga orang istrinya, yaitu Lucina Lam, Ina Chan, dan Angela Leong, beserta 16 orang anaknya, yang setara dengan 187 juta per bulan dan berasal dari dana perwalian keluarga.

Lam, Chan dan Leong juga akan diizinkan untuk meminta dana tambahan bila perlu. Namun, permintaan akan dikenakan pemungutan suara dari dua istri lainnya, dan persetujuan akhir hanya dapat diberikan oleh pelaksana dana, yang belum disebutkan namanya.

Berdasarkan Forbes, jumlah kekayaan Stanley Ho diprediksi sebesar 2 miliar USD atau setara dengan 29 triliun rupiah dengan kurs 14.500 per USD.

Sepanjang hidupnya, Ho selalu berkutat dengan bisnis gelap dan koneksi yang berbahaya, namun jarang yang mengetahui bahwa ia ternyata memiliki hubungan pribadi dengan dua mantan diktator dunia yang memiliki banyak musuh.

Pada Tahun 1999, Ho membuka sebuah casino di Pyongyang, ibu kota Korea Utara yang saat itu dipimpin oleh Kim Jong-Il, ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-Un.

Investasi sebesar 233 juta Hong Kong Dollar itu dibeli dari Albert Yeung, seorang konglomerat Hong Kong yang mendapatkan lisensi pembukaan casino oleh pemerintah Korea Utara.

Meskipun pada akhirnya casino yang dibangun persis di samping kantor pusat Partai Komunis Korea Utara tersebut akhirnya ditutup pada tahun 2003, namun hubungan Ho dan pemerintah Korea Utara tidak berakhir sampai disitu.

Sebagai bukti, maskapai penerbangan Korea Utara, Air Koryo memiliki akses langsung dari Pyongyang ke Makau dari tahun 1996 hingga 2004. Setelah kurang lebih 15 tahun terhenti, pada Agustus 2019, rute tersebut dibuka kembali.

Dengan demikian, Makau menjadi kota ke empat yang memiliki akses langsung ke Pyongyang, selain Beijing dan Shenyang di China, dan Vladivostok di Rusia.

Selain itu hubungan Ho dan Korea Utara juga merembes ke masalah politik. Beberapa hari sebelum invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak di tahun 2003, Pyongyang menawarkan suaka politik kepada Saddam Hussein dan keluarganya.

Bukan hanya itu, pejabat senior Korea Utara bahkan mengatakan akan memberikan "gunung" sebagai tempat tinggal bagi Saddam dan keluarganya.

Alasan pemberian suaka ini konon karena, anak dari Kim Jong Il, Kim Jong-Nam adalah kawan baik dari kedua anak Saddam Hussein, yang tewas terbunuh dalam peperangan pada tahun yang sama dengan penawaran suaka politik.

Yang lebih mengejutkan lagi, Stanley Ho lah yang diminta oleh Kim sebagai mediator.

Kedekatan hubungan ini juga berlanjut ke aksi-aksi mafia di dunia nyata. Kepala Imigrasi Makau, Li Man-Wa ditemukan meninggal di toilet dengan kepala yang terbungkus kantong plastik.

Pihak kepolisian menduga bahwa kasus pembunuhan tersebut berhubungan dengan penyitaan kayu gaharu (agarwood) yang dikirim dari Korea Utara ke pasar Internasional.

Stanley Ho telah meninggal dan mewariskan sejarah besar bagi dunia. Terlepas dari segala hal yang telah ia lakukan, nama besarnya akan terus melekat dengan Makau yang merupakan "surga" perjudian di Asia.

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun