Namun bagi yang tidak percaya, penulis akan memberikan sedikit pemikiran logika dari keilmuan yang dikuasai.
Pertama, jodoh adalah kumpulan dari karma masa lalu. Setiap orang sudah ditentukan kepada siapa ia akan dilahirkan, kepada siapa ia akan bersaudara, kepada siapa ia akan besahabat, dan tentunya juga kepada siapa ia akan menikah.
Jika hitungan ramalan mengakibatkan seseorang tidak jadi menikah dengan pasangan yang dipilihnya, maka anggaplah bahwa itu adalah hal yang mendukung batalnya sebuah perjodohan.
Ramalan hanya salah satu faktor dari sekian banyak faktor lainnya yang menyebabkan kegagalan pernikahan. Tidak mendapat restu keluarga, terpisah oleh jarak, bahkan mungkin juga kematian dari sang kekasih adalah faktor-faktor lainnya yang juga bisa membatalkan pernikahan.
Kedua, harus diingat bahwa perubahan adalah hal yang pasti. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa sebuah keluarga akan hidup berbahagia selamanya. Perubahan pada keharmonisan dan juga rezeki, adalah hal yang sangat umum terjadi.
Jika sedang berada pada puncak kejayaan, maka suatu waktu akan juga merasakan bagaimana rasanya terjatuh. Sebaliknya kehidupan yang susah tidak akan selamanya berada di sana.
Pada saat sedang berada di atas ataupun dibawah, kedewasaan dalam berkeluarga sangatlah diperlukan, dan itu adalah aksi nyata, bukan akibat "apa kata suhu."
Ketiga, masa lalu adalah kenangan, masa depan adalah harapan, masa kini adalah penentuan. Apa yang akan terjadi di masa depan, sangat bergantung kepada apa yang akan kita perbuat saat ini.
Jika kedua pasangan berkomitmen untuk selalu saling menjaga dan menyayangi, maka kemungkinan besar yang akan terjadi tentunya adalah hal yang baik-baik saja.
Tentu, faktor x dan banyaknya variabel pendukung, juga berpengaruh dalam hubungan keluarga. Namun yang pasti, jika kita sudah berada pada jalan yang benar, maka hanya masalah waktu saja yang akan menghantar kita selamat sampai tujuan.
Nah dari ketiga alasan ini, penulis kemudian menolak untuk memberikan "kutukan" kepada calon pasangan yang akan menikah. Lagipula, menurut penulis, "ramalan adalah doa."