Namun hal ini tidak serta merta membuat manusia berhenti dalam pencarian mahluk Ekstraterestrial. NASA dengan sokongan dana ratusan juta hingga miliaran dollar, masih saja terus melakukan penelitian-penelitian lanjutan terhadap kemungkinan adanya peradaban lain di galaksi.
Demikian pula dengan para pencinta fiksi dan konspirasi, yang tak pernah bernehti mencari, seperti Elon Musk dengan perusahaan Space X nya sebagai perusahaan swasta pertama yang meluncurkan astronot, dan juga miliarder Rusia, Yuri Milner yang menghabiskan 100 juta dollar AS melalui proyek pencarian mahluk luar angkasa, SETI (Search For Extraterrestrial Intelligence).
Menarik untuk melihat fakta bahwa keyakinan dan keraguan terhadap eksistensi mahluk Extraterestrial mampu membawa perdebatan sengit tanpa akhir. Nalar tergelitik, bukannya fenomena ini sama dengan kepercayaan terhadap Tuhan?
Bukan bermaksud untuk meragukan eksistensi Tuhan, namun sesuatu yang belum terbuktikan, tidak berarti tidak ada bukan? Paling tidak, kita dapat merasakan manfaat yang besar dengan adanya peranan agama dalam kehidupan.
Apakah suatu waktu, Alien dapat diyakini seperti kita meyakini Nya? Atau jangan-jangan Alien adalah bagian dari Mahluk Pencipta umat manusia?
Bagi penulis, cara terbijak untuk menyikapi hal ini adalah dengan melihat betapa besar keagungan Tuhan, sehingga manusia hanya tampak sebagai setitik debu dalam alam semesta yang maha luas.
Paradoks Fermi memberikan kita semacam kearifan universal untuk dapat membuka pikiran terhadap setiap kemungkinan, bahkan untuk hal yang paling mustahil sekalipun.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H