Mengapa bukan lelaki tampan? Bukannya Indonesia juga tidak kehabisan stok dokter lelaki muda tampan yang memiliki banyak fans? Sebutlah misalnya dr. Aditya Surya Pratama atau dr. Tompi yang juga merupakan penyanyi terkenal?
Ternyata hal ini ada hubungannya dengan alasan mengapa suara pada aplikasi semacam Google Voice, Apple Siri, dan seluruh suara rekaman yang dirobot-robotkan selalu menggunakan suara perempuan.
Baca juga: Parents, Perkenalkan "SIRI", Calon Menantu Ideal Masa Depan
Ternyata menurut survei, suara merdu nan indah, tidak hanya disukai oleh pria saja, namun juga oleh wanita.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa faktor biologis lah yang menentukan pilihan ini. Fetus dalam kandungan hanya akan bereaksi terhadap suara ibunya, bukan suara ayahnya, sehingga suara pertama yang didengar oleh manusia adalah suara wanita.
Fakta bahwa dunia lebih menyukai suara wanita, ternyata telah ada sejak Jaman dulu. Jauh sebelum aplikasi pengenal suara ditemukan, pada umumnya operator telpon juga adalah milik dari si empunya suara merdu.
Bahkan lebih jauh lagi pada jaman Perang Dunia II, penggunaan suara wanita pada navigasi terbukti dapat membuat para pilot pria lebih relaks. Hal ini bahkan masih berpengaruh di dunia dirgantara hingga saat sekarang.
Tidak hanya urusan fetus biologis, dari sisi psikologi, suara wanita juga dinyatakan lebih unggul untuk 3 hal.
Pertama, menurut infomasi, suara Pria cenderung digunakan untuk menyampaikan pesan secara satu arah (direct commanding), sementara suara wanita lebih cocok digunakan untuk komunikasi dua arah.
Kedua, menurut psikolog James W Pennebaker, suara wanita lebih banyak memiliki keunggulan dalam pemilihan kata tentatif, dibanding dengan pria.
Ketiga, suara wanita yang lebih lembut dan tinggi, juga dapat menimbulkan efek tenang kepada pendengarnya, dibandingkan dengan suara pria yang lebih "nge-bass".
Nah, dari sisi suara, ternyata sudah terbukti bahwa wanita lebih unggul. Bagaimana dari sisi fisik? Jelas wanita memiliki bentuk fisik yang istimewa dibandingkan pria. Hal ini tidak berlaku bagi pria yang memandangnya saja, namun juga terhadap persepsi para wanita.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa otak memproses gambar pria atau wanita secara berbeda. Hal ini dibuktikan dalam serangkaian percobaan yang dilakukan, dimana para peserta disodorkan gambar tubuh wanita dan pria.
Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa otak cenderung lebih mengandalkan pengolahan kognitif secara 'global' pada saat melihat tubuh pria. Tubuh pria dianggap sebagai keseluruhan atau mewakili manusia itu sendiri.Â