Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terkuak! Alasan Ilmiah Dokter Reisa Jadi Jubir Covid-19

10 Juni 2020   15:30 Diperbarui: 10 Juni 2020   15:33 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokter Reisa Broto Asmoro. Sumber: hot.detik.com

Kemunculan dr. Reisa Broto Asmoro sebagai anggota Jubir Tim Gugus Tugas Covid-19 membuat acara yang sedikit kurang menarik ini kemudian berubah menjadi perhatian warga masyarakat.

Wajah Achmad Yurianto yang biasanya tegang, kali ini tampak sumringah, entah karena dapat merasakan animo masyarakat yang menyambut positif kehadiran dr. Reisa, atau terpesona dengan wajah cantik sang dokter selebriti ini.

Belum ada keterangan resmi dari pemerintah mengenai alasan bergabungnya dr. Reisa, namun sebuah kata yang disampaikan secara singkat oleh Achmad Yurianto dapat mengungkap alasan tersebut. "Edukasi masyarakat menjadi hal utama yang harus dilakukan".

Dokter dengan segudang prestasi ini membawa warna lain bagi acara yang seharusnya menjadi tontonan yang wajib. Bagaimana tidak, perkembangan angka Covid-19 hanyalah merupakan seperbagian dari keseluruhan acara.

Update terbaru diluar dari perkembangan angka status infkesi, dan juga penjelasan umum seharusnya mendapat perhatian, agar masyarakat dapat lebih paham akan tata cara pencegahan penularan Covid-19.

Acara resmi dari pemerintah ini sebenarnya sangat diharapkan menjadi sumber berita yang utama dan terutama terkait penyebaran virus pandemi di Indonesia. 

Namun sayangnya, masyarakat kita masih sering mendapatkan update mengenai Covid yang belum tentu benar dari sumber yang tidak bertanggung jawab.

Belum lagi kegemaran masyarakat yang lebih senang menonton acara hiburan melalui Channel TV Hiburan atau Media Streaming, membuat acara ini sepertinya mendapatkan banyak saingan.

Dengan demikian, menambahkan dr. Reisa pada acara ini dapat disamakan dengan strategi marketing media untuk menaikkan rating. Sungguh sebuah strategi yang manjur untuk membuat publik lebih merasa nyaman dan tertarik pada informasi Covid resmi pemerintah.

Bukan hanya di Indonesia, langkah ini sebenarnya sudah lebih dulu dimulai di Thailand, dimana pada jumat 22.05.2020, juru bicara Center for Covid-19 Situation (CCSA), dokter Visanuyothin, memperkenalkan dokter Panrapa Yontrakul sebagai asistennya. 

Menarik untuk melihat bahwa kedua negara ini telah mengangkat dua juru bicara yang berasal dari latar belakang yang sama. Keduanya adalah dokter, keduanya adalah figur publik dan keduanya adalah wanita cantik.

Mengapa bukan lelaki tampan? Bukannya Indonesia juga tidak kehabisan stok dokter lelaki muda tampan yang memiliki banyak fans? Sebutlah misalnya dr. Aditya Surya Pratama atau dr. Tompi yang juga merupakan penyanyi terkenal?

Ternyata hal ini ada hubungannya dengan alasan mengapa suara pada aplikasi semacam Google Voice, Apple Siri, dan seluruh suara rekaman yang dirobot-robotkan selalu menggunakan suara perempuan.

Baca juga: Parents, Perkenalkan "SIRI", Calon Menantu Ideal Masa Depan

Ternyata menurut survei, suara merdu nan indah, tidak hanya disukai oleh pria saja, namun juga oleh wanita.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa faktor biologis lah yang menentukan pilihan ini. Fetus dalam kandungan hanya akan bereaksi terhadap suara ibunya, bukan suara ayahnya, sehingga suara pertama yang didengar oleh manusia adalah suara wanita.

Fakta bahwa dunia lebih menyukai suara wanita, ternyata telah ada sejak Jaman dulu. Jauh sebelum aplikasi pengenal suara ditemukan, pada umumnya operator telpon juga adalah milik dari si empunya suara merdu.

Bahkan lebih jauh lagi pada jaman Perang Dunia II, penggunaan suara wanita pada navigasi terbukti dapat membuat para pilot pria lebih relaks. Hal ini bahkan masih berpengaruh di dunia dirgantara hingga saat sekarang.

Tidak hanya urusan fetus biologis, dari sisi psikologi, suara wanita juga dinyatakan lebih unggul untuk 3 hal.

Pertama, menurut infomasi, suara Pria cenderung digunakan untuk menyampaikan pesan secara satu arah (direct commanding), sementara suara wanita lebih cocok digunakan untuk komunikasi dua arah.

Kedua, menurut psikolog James W Pennebaker, suara wanita lebih banyak memiliki keunggulan dalam pemilihan kata tentatif, dibanding dengan pria.

Ketiga, suara wanita yang lebih lembut dan tinggi, juga dapat menimbulkan efek tenang kepada pendengarnya, dibandingkan dengan suara pria yang lebih "nge-bass".

Nah, dari sisi suara, ternyata sudah terbukti bahwa wanita lebih unggul. Bagaimana dari sisi fisik? Jelas wanita memiliki bentuk fisik yang istimewa dibandingkan pria. Hal ini tidak berlaku bagi pria yang memandangnya saja, namun juga terhadap persepsi para wanita.

Sebuah penelitian mengatakan bahwa otak memproses gambar pria atau wanita secara berbeda. Hal ini dibuktikan dalam serangkaian percobaan yang dilakukan, dimana para peserta disodorkan gambar tubuh wanita dan pria.

Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa otak cenderung lebih mengandalkan pengolahan kognitif secara 'global' pada saat melihat tubuh pria. Tubuh pria dianggap sebagai keseluruhan atau mewakili manusia itu sendiri. 

Adapun ketika dihadapkan dengan tubuh wanita, otak melakukan proses pengolahan kognitif 'lokal', atau sebagai bagian dari satu himpunan.

"Proses penilaian tersebut disebabkan karena wanita lebih memiliki bentuk figur tubuh yang menarik dibandingkan pada figur tubuh pria. Oleh karena itu, wanita sering dianggap sebagai objek yang enak dipandang," jelas Sarah Gervais, asisten profesor psikologi di Universitas Nebraska-Lincoln, seperti dikutip dari Sumber. 

Dalam studi ditemukan fakta bahwa meskipun wanita berpakaian lengkap, tetap memiliki daya tarik yang tinggi dalam otak dibandingkan pria. 

Kesimpulannya dibuat pada saat para peserta mengenali bagian tubuh seksual wanita, lebih baik ketika disajikan dalam bentuk sepotong-potong, sementara bagian tubuh seksual pria justru dikenal lebih baik ketika disajikan secara utuh dan lengkap.

Studi ini juga menyimpulkan bahwa meskipun pria dan wanita sama-sama lebih tertarik dengan penampilan fisik wanita, namun motifnya berbeda.

Pria akan melihatnya dalam bentuk ketertarikan seksual, sementara wanita melihatnya sebagai sebuah perbandingan dengan diri mereka sendiri. 

Namun apapun motifnya, jelas dokter Reisa akan terlihat lebih menarik di televisi dibandingkan dengan atasannya, Achmad Yurianto, yang dijamin akan selalu sumringah

Sumber: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun