Professor dari Divisi Penyakit Menular di Columbia University Irving Medical Center, dr. Jessica Justman, mengatakan hingga saat ini tidak ada pola yang menunjukkan bahwa virus SARSS-Cov-2 dapat menular melalui hubungan kelamin.
Namun sudah umum diketahui bahwa virus ini sangat bisa menular melalui cairan droplet dan permukaan yang terkontaminasi. Dengan demikian, pada saat berhubungan cinta, pelukan dan ciuman menjadi bagian, dan disanalah saatnya virus dapat menular.
Jika anda yakin bahwa pasangan tidak tertular virus Corona, maka kegiatan ini akan menjadi bagian yang sehat selama masa pandemi. Namun jika tidak, maka ada beberapa cara lain yang juga bisa menjadi pertimbangan.
Masturbasi
Panduan Seks dari Departemen Kesehatan Kota New York menyatakan dengan jelas bahwa diri anda adalah mitra seks paling aman. Penasehat Departemen mengatakan bahwa "Masturbasi tidak akan menyebarkan COVID-19, terutama jika Anda mencuci tangan (dan mainan seks apapun) dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik sebelum dan sesudah berhubungan badan,"
Seks Jarak Jauh
Setali tiga uang, otoritas Kesehatan negara bagian Oregon, Amerika Serikat juga menyarankan warganya untuk melakukan sexting bagi mereka yang berada jarak jauh.
Namun sepertinya, tanpa perlu diajarkan, fenomena ini sudah berubah menjadi tren. Sebuah perusahaan manajemen media sosial swasta, Khoros, mengatakan bahwa periode pandemi selama bulan Maret-April, cuitan berbau seks melonjak drastis, bahkan menyaingi kata coronavirus.
Melakukan hubungan badan dengan pasangan tetap tentunya adalah hal yang paling aman. Apalagi jika kedua pasangan tersebut telah tinggal bersama dan saling memahami kebiasaan sehari-hari yang dilakukan.
Kesetiaan pada pasangan memang adalah segalanya, dan pandemi Covid-19 ini telah mengajarkan kita banyak hal, termasuk perselingkuhan menjadi hal yang dua kali lebih berbahaya, dibandingkan sebelum masa pandemi.
Pun bagi lajang yang suka 'kerasang', sudah saatnya untuk mengontrol diri. Mencari pasangan bebas di luar lingkaran, akan menimbulkan resiko yang lebih besar lagi terhadap bahaya kontaminasi.
Dengan banyaknya keterbatasan dalam kisah romansa selama masa pandemi, angka kehamilan justru meningkat drastis. Tentunya hal ini harus dipertimbangkan secara matang, karena resiko penularan virus Corona dari ibu kepada anak membuat resiko kehamilan menjadi lebih besar.