Nah, selain ramalan Notonegoro, ternyata Joyoboyo juga memiliki 6 ramalan yang sudah terjadi di Bumi Nusantara dan masih menyisakan 1 ramalan yang belum terjadi.
Pertama: Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong. Noyo Genggong dan Sabdo Palon adalah nama abdi dalem Kerajaan Majapahit. Sedangkan Murca berarti Musnah, yang berarti Joyoboyo memprediksi runtuhnya Majapahit.
Kedua:Â Semut Ireng Anak-anak Sapi. (Semut hitam anak-anak sapi), yang berarti Belanda datang menjajah ke Indonesia.
Ketiga: Kebo Nyabrang Kali. (Kerbau menyebrang sungai), artinya Belanda kenyang dan hengkang dari Indonesia.
Keempat: Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang. (Dijajah seumur jagung oleh orang cebol), yang merujuk kepada penjajahan oleh Jepang selama 3,5 tahun.
Kelima: Pitik Taruk Sak Kandang (Ayam bertarung satu kendang) artinya perang saudara zaman Bung Karno, namun bisa juga menunjuk kepada pemberontakan PKI.
Keenam: Kodok Ijo Ongkang-ongkang (Kodok hijau berkuasa). Warna hijau kemudian diartikan sebagai seragam militer. Era Soeharto menjabat dan militer berkuasa diasosiasikan dengan terminologi ini.
Sementara terminologi ketujuh yang konon merupakan ramalan yang masih belum terjadi adalah: Tikus Pithi Anoto Baris.
Budayawan Sujiwo Tejo dalam tulisannya pada harian Kompas (24.04.2009) dengan tajuk "Waspadai Ramalan ke-7 Joyoboyo"Â mengatakan bahwa akan ada barisan pemberontakan rakyat Nusantara dari berbagai penjuru.
Bisa saja ini memaknai peristiwa lengsernya Soeharto, namun Sujiwo menganggap peristiwa ini belum merata ke seluruh negeri.
Namun ada juga yang menafsirkan pemahaman tikus sebagai korupsi. Seperti kita ketahui kasus mega korupsi di Indonesia cukup mendapatkan perhatian besar masyarakat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Â Â