"Tahun ini (2020) aku meramalkan akan ada seorang artis yang dikenal dengan citra alimnya, terlibat dalam skandal video panas." Ujar seorang paranormal yang piawai membaca Kartu Tarot.
Ramalan yang diulas pada sebuah media mainstream menjelang akhir tahun 2019, kemudian memancing paranormal lainnya ikut menerawangi dunia hiburan di tahun 2020.
Berbagai hasil ramalan mengenai selebriti adalah adanya; video panas, prostitusi, perceraian, meninggal, terjerat narkoba, dan "itulagi -- itulagi".Â
Bukannya meragukan kemampuan nan sakti, namun sadar tidak sih, sebenarnya ramalan dibuat atas dasar permintaan pasar. Lagipula, ramalan paranormal itu bagaikan komentator sepak bola yang marak jadi trend sebelum perhelatan akbar dilaksanakan.
Apapun yang diucapkan oleh komentator selalu seru dan benar adanya, hingga akhirnya nanti, Manchester United lah yang menjadi kampiun jawara EPL 2021. (Uuups... maaf keceplosan).
Apapun ucapan paranormal, akan selalu menjadi bahan jualan yang bagus. Anda boleh nyinyir, tapi coba lihat ulasan mereka yang beredar di berbagai media mainstream. Kalau gak menjual, gak mungkin termuat kan?
Jumlah bacaan pun pasti membludak, melebihi hasil karya tulisan tiga hari tiga malam dari para Kompasianer centang biru.
Menurut penulis, ada dua hal yang membuat mengapa ulasan paranormal selalu menjadi buruan.
Yang pertama karena ilmu ghoib yang dimiliki selalu kelihatan sakral. Kedua, karena persepsi terhadap paranormal yang selalu dianggap sakti.
Pembuktian keilmuan, apalagi gelar akademis, sudah tidak berlaku disini. Sederet istilah yang bikin merinding, seperti pesugihan, santet, angker, selalu lebih menarik dibandingkan dengan istilah sains yang membingungkan.
Penulis belum pernah bertemu dengan wicara maupun literasi paranormal yang dibeberkan dengan berbagai fakta yang memenuhi nalar yang berlogika. Pada umumnya, semuanya hanya dilandasi dengan opini dan aktualisasi.
Nah bagaimana, jika suatu saat nanti ada seorang paranormal yang dapat mengungkapkan fenomena ghoib berdasarkan disiplin ilmu yang berbeda?
Apakah mungkin menjelaskan dunia ghoib dari sisi kedisiplinan ilmu pasti yang sudah tervalidasi? Mengapa tidak. Untuk itu, mari kita membahas fenomena ini dari berbagai kedisiplinan ilmu, dengan menjawab pertanyaan:Â Mengapa Manusia Memercayai Ramalan?
Ilmu Statistik
Ramalan adalah sebuah proses probabilitas dan analisa. Memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena apa yang akan tersedia di masa depan, sesungguhnya telah ditentukan dari sekarang.
Dalam kasus ramalan mengenai selebriti, secara fakta yang berlogika:Â 1) Berapa banyak sih artis terkenal yang bercitra alim? 2) Berapa banyak artis yang mungkin telah berprofesi sebagai prostiusi? 3) Berapa banyak artis yang mungkin sudah terjerat narkoba? 4) Berapa banyak artis yang mungkin sudah sakit? 5) Berapa banyak artis yang yang sudah selingkuh?Â
Apapun jawabannya, bukanlah maksud penulis untuk mendiskreditkan profesi artis. Namun kenyataannya, jika ada saja salah satu kejadian yang merebak dari sekian banyak kemungkinan, maka sang peramal lah yang akan mendapatkan viralnya.
Baca juga: Aku Dapat Meramal Masa Depan
Ilmu Psikologi
Barnum Effect atau Forrer Effect adalah fenomena psikologis dimana seseorang cenderung menerima pernyataan ambigu sebagai deskripsi akurat atas kepribadiannya sendiri.
Hal ini kemudian menimbulkan manipulasi psikologis terhadap kejadian yang seharusnya terjadi secara umum, namun dibuat seolah-olah hanya terjadi pada kondisi pribadi atau kondisi tertentu.
Fenomena ini dapat dijelaskan seperti pada saat Anda sedang membaca ramalan Horoskop, tanpa disadari, otak Anda akan dengan sendirinya mencari kesesuaian ramalan dengan kejadian penting pada diri anda, meskipun hal tersebut bukanlah yang paling dominan. Â
Ilmu Kedokteran
Adalah efek Plasebo dalam dunia kedokteran yang menjelaskan bahwa kekuatan pikiran dapat merangsang penyembuhan dengan keyakinan diri sendiri.
Para peneliti melakukan tes efek Plasebo ini kepada sejumlah penderita migrain. Ternyata sebagian besar penderita merasa dirinya menjadi lebih baik setelah mengonsumsi pil Plasebo yang tidak berisikan apa-apa. Â
Hasil yang didapatkan, menyimpulkan bahwa otak manusia memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan cara menenangkan sistem saraf otonom, mengurangi hormon adrenalin penyebab stress, dan merangsang hormon endorfin yang dikenal sebagai penghilang rasa sakit pada tubuh.
Ilmu Sosiologi
Kawan penulis, Matrimony Lesmana, seorang sosiolog yang juga seorang Kompasianer (link), menambahkan wawasan ini dari sisi sosiologi, berikut hasil diskusi dengan beliau.
Dalam sosiologi, ada sebuah fenomena yang disebut dengan Ramalan Swawujud (Self-Fulfilling Prophecy), yang merupakan ramalan terhadap sesuatu hal yang dibarengi dengan rasa kepercayaan yang tinggi.
Ramalan Swawujud sebenarnya bukanlah sebuah ramalan yang akan terjadi, namun lebih kepada penafsiran keliru terhadap sesuatu kondisi. Tetapi karena telah diyakini, maka tanpa disadari akan menimbulkan perilaku dan usaha baru untuk mewujudkan hal yang pada awalnya "keliru" akan menjadi nyata.
Setelah hal tersebut menjadi kenyataan, maka urutan peristiwa akan dirangkaikan sebagai bukti bahwa ramalan tersebut benar.
Lebih lanjut menurut Matrimony, adalah Self Validation / Self Verification (Verifikasi Diri) yang mendukung fenomena Ramalan Swawujud ini. Teori ini menegaskan bahwa orang ingin dikenal sesuai dengan keyakinan dan perasaan mereka.
Sehingga jika Ramalan Swadaya adalah sebuah bentuk harapan terhadap Verifikasi Diri, maka tentu usaha untuk mewujudkannya akan menjadi semakin nyata.
Ramalan Swadaya bisa berasal dari diri sendiri, namun bisa juga berasal dari seseorang yang dianggap memiliki tolak ukur (milestone) untuk berperilaku dalam masyarakat.
Itulah mengapa citra paranormal yang unik, sering dijadikan sebagai perwujudan tolak ukur dari dunia lain. Hal yang sama juga berlaku pada pemuka agama yang dianggap religius, namun tentunya dari dua sudut pandang yang berbeda.
*****
Contoh yang penulis berikan diatas hanya melihat bahwa bagaimana sebuah konsep yang dianggap tidak masuk akal, dapat ditilik dari berbagai disiplin ilmu yang pasti.
Siapapun yang mengaku paranormal, seharusnya dapat bersikap lebih bijak untuk membuka hati dalam melihat teori fenomenalnya dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda.
Sebagai penggila angka dan (mungkin juga) pengamat paranormal, penulis tidak bersiakap antipati terhadap dunia ghoib. Tapi harus diingat bahwa jaman telah berubah, informasi sudah tak berbatas, dan rasionalitas sudah menjadi kodrat.
Sudah bukan jamannya lagi menyatakan sesuatu berdasarkan keyakinan yang menggebu-gebu, karena pada akhirnya hanya waktu yang akan menentukan kehebatan anda.
Akan menjadi keren, jika ilmu ghoib dapat dijelaskan dengan nalar yang berlogika, karena pada dasarnya setiap fenomena pasti memiliki penjelasan ilmiahnya.
Yang perlu dilakukan adalah tidak mengurung diri terhadap kelimuan unik yang satu ini. Paranormal, layaknya profesi lainnya, seharusnya menjaga etika professional secara rasional tanpa menakut-nakuti.
Dengan demikian, maka profesi paranormal akan tumbuh berkembang dan menjadi profesi yang didambakan. Bahkan tidak mungkin di suatu waktu nanti, paranormal pun akan memangku gelar akademis.
Tidak percaya? Di Amerika Serikat dan Australia, sudah ada Unversitas Metafisika lho, ini linknya:Â https://universityofmetaphysics.com/
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H