Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang Selalu Melimpah jika Benda ini Ada di Rumah!

19 Mei 2020   10:38 Diperbarui: 19 Mei 2020   10:52 53555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bm.cari.com.my

Perhatian penulis tertegun pada sebuah konten sponsor dengan judul "uang selalu datang melimpah, jika benda ini ada di rumah." Sebenarnya "benda" tersebut sudah berada lama dan cukup sering muncul di laman Kompasiana.

Namun penulis tidak pernah menanggapinya terlalu serius, karena selain kebiasaan tidak suka membaca segala bentuk artikel sponsor (mohon maaf :), judul tersebut juga terasa sangat "cliche."

Namun entah angin apa yang berhembus pada pagi ini, jari penulis tak tertahankan membuka laman tersebut, dan ternyata isinya adalah mengenai "Money Amulet" (jimat uang), lhaaa...

Emang sih, ini adalah konten sponsor, dalam arti siapapun yang ingin mempromosikan produknya, tentunya tidak masalah. Namun "Money Amulet?" pasti menarik!

Penulis tidak ingin membahas mengenai konten dari artikel tersebut, yang entah sudah mendapatkan beberapa kali label AU, dan menjadi yang terpopuler.

Yang pasti, artikel ini bukanlah ciptaan Kompasianer, begitu pula dengan komentar yang ditinggalkan oleh Dinda, Rani, Wina, Yuni, dan semua orang yang hanya memiliki nama depan saja.

Namun foto "picture-profilenya" yang terlalu bagus, rasanya patut diikuti oleh para Kompasianer deh.

Oke, kembali ke topik utamanya, "Money Amulet".

Di jaman sekarang yang sudah sangat modern, apakah "Money Amulet" atau jimat-jimat lainnya masih efektif untuk mendatangkan uang? Jika iya, maka hal ini akan terasa sangat pas di saat pandemi melanda, dan ekonomi lagi susah-susahnya.

Jaman boleh berubah, tapi rasa keinginan besar manusia untuk mendapatkan keberuntungan secara instan akan tetap ada. Keberadaan "Money Amulet" ditenggarai sudah ada sejak jaman dahulu dan jauh sebelum Corona dikenal.

Meskipun terkesan agak sedikit "sinis" dengan konten sponsor tersebut, namun sebenarnya penulis juga memiliki lebih dari 10 jimat keberuntungan yang dikoleksi dari setiap kelenteng yang dikunjungi lho.

Anda boleh tertawa, namun menurut penulis, siapapun di dunia ini, pasti pernah terlibat atau memiliki "jimat keberuntungan" dalam bentuk apa saja.

Namun seberapa efektif jimatnya, sebenarnya bergantung kepada seberapa yakin kita memercayai kehebatannya. Menurut penulis, ada empat syarat utama yang dapat membuat sebuah jimat menjadi "sakti mandraguna," yaitu:

Asal Muasal Jimat

Jimat yang dibeli dari pasar loak yang terlalu umum, tentunya berbeda dengan jimat yang didapatkan dari hutan larangan terpecil. Hal ini kemudian menambahkan efek "wow" bagi kesakralan jimat tersebut.

Bagaimana Didapatkan

Jimat yang didapatkan melalui proses yang tidak mudah, semisalnya semedi tentu berbeda rasanya dengan jimat yang dibagi-bagi secara massal seperti pembagian sembako gratis. Adanya usaha yang tidak mudah, sudah pasti menjadi sebuah nilai plus bagi sang pemilik jimat.

Hubungan Personal

Bayangkan jika sebuah jumat khusus dibuat bagi Anda? Tentunya akan menjadi sangat spesial. Selain itu, jimat yang berasal dari unsur warisan keluarga tentu saja memiliki makna yang khusus.  

Pengakuan Sosial

Ada beberapa jenis jimat yang sudah mendapat pengakuan sosial maupun fenomena global. Kucing Manaki-Neko misalnya yang lazim ditemukan di atas meja kasir. Katanya sih kucing yang tangannya dapat teratun-ayun itu bisa mendatangkan uang. Tidak percaya? Terserah, tapi anda akan ketinggalan jaman ketika semua orang telah memilikinya.

Nah, dalam hal konten sponsor, sang penulis dan editor jelas sangat jeli melihat hal ini. Buktinya, artikel tersebut tidak dituliskan saja, namun juga disertai dengan komentar-komentar penambah bumbu keyakinan.

Terlepas dari jenis jimat, asal-usulnya, dan kesaktian yang dimiliki, pada dasarnya memiliki jimat adalah bagian dari kebutuhan diri, yakni merupakan bagian untuk membuat seseorang lebih percaya diri secara psikologi.

Terksesan klenik, namun bergantung dari sudut pandang seseorang. Jaman dulu, penulis pernah memiliki sebuah pulpen yang hanya digunakan dalam setiap ujian sekolah.

Entah mengapa, perasaan nyaman selalu datang menghampiri jika pulpen "keberuntungan" digenggam. 

Pernah suatu waktu, penulis lupa membawa pulpen tersebut ke sekolah. Kalang kabut pun datang melanda, meski hasil ujian juga tidak jelek-jelek amat.

Mungkin ada yang menertawakan, "lha, itu kan hanya pulpen". Iya bukan pulpen sembarangan lho, buktinya, penulis juara kelas. Yang pasti pulpen itu memiliki keterikatan emosional dengan penulis.

Jangan terlalu sinis terhadap pemakaian benda-benda pembawa keberuntungan, karena pada dasarnya semuanya hanya dimaksudkan untuk memberikan perasaan nyaman.

Jimat hanya salah satu bentuk saja, selain kebiasaan-kebiasaan lain yang dapat menimbulkan perasaan nyaman juga.

Meminta restu dari ibu sebelum melakukan perjalanan, Ziarah kubur pada hari-hari besar tertentu, bersikap salim kepada orang yang lebih senior, semuanya adalah bentuk kebiasaan yang menimbulkan rasa nyaman.

Memang salah membandingkan hal yang konon "klenik" dengan sikap sopan santun, namun yang penulis ingin sampaikan disini, bahwa pada dasarnya, tujuannya sama.

Melakukan atau memiliki sesuatu agar diri terasa nyaman, tidaklah salah, sepanjang dilakukan dengan bermoral. 

Yang salah adalah mengkultuskan sebuah barang atau kebiasaan, apalagi sampai memaksakan kehendak kepada orang lain.

Harapan yang terlalu besar terhadap sesuatu yang dikultuskan, akan berakibat buruk bagi diri sendiri, yaitu kekecewaan.

Oleh sebab itu, jika tidak percaya diri atau tidak merasa nyaman, sesungguhnya Doa merupakan hal yang terbaik.

Nah, apakah para Kompasianer memiliki jimat pembawa keberuntungan? Atau memiliki kebiasaan-kebiasaan yang harus dilakukan agar terasa nyaman? Silahkan menambahkan pada kolom komentar.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun