Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang Selalu Melimpah jika Benda ini Ada di Rumah!

19 Mei 2020   10:38 Diperbarui: 19 Mei 2020   10:52 53555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bm.cari.com.my

Terlepas dari jenis jimat, asal-usulnya, dan kesaktian yang dimiliki, pada dasarnya memiliki jimat adalah bagian dari kebutuhan diri, yakni merupakan bagian untuk membuat seseorang lebih percaya diri secara psikologi.

Terksesan klenik, namun bergantung dari sudut pandang seseorang. Jaman dulu, penulis pernah memiliki sebuah pulpen yang hanya digunakan dalam setiap ujian sekolah.

Entah mengapa, perasaan nyaman selalu datang menghampiri jika pulpen "keberuntungan" digenggam. 

Pernah suatu waktu, penulis lupa membawa pulpen tersebut ke sekolah. Kalang kabut pun datang melanda, meski hasil ujian juga tidak jelek-jelek amat.

Mungkin ada yang menertawakan, "lha, itu kan hanya pulpen". Iya bukan pulpen sembarangan lho, buktinya, penulis juara kelas. Yang pasti pulpen itu memiliki keterikatan emosional dengan penulis.

Jangan terlalu sinis terhadap pemakaian benda-benda pembawa keberuntungan, karena pada dasarnya semuanya hanya dimaksudkan untuk memberikan perasaan nyaman.

Jimat hanya salah satu bentuk saja, selain kebiasaan-kebiasaan lain yang dapat menimbulkan perasaan nyaman juga.

Meminta restu dari ibu sebelum melakukan perjalanan, Ziarah kubur pada hari-hari besar tertentu, bersikap salim kepada orang yang lebih senior, semuanya adalah bentuk kebiasaan yang menimbulkan rasa nyaman.

Memang salah membandingkan hal yang konon "klenik" dengan sikap sopan santun, namun yang penulis ingin sampaikan disini, bahwa pada dasarnya, tujuannya sama.

Melakukan atau memiliki sesuatu agar diri terasa nyaman, tidaklah salah, sepanjang dilakukan dengan bermoral. 

Yang salah adalah mengkultuskan sebuah barang atau kebiasaan, apalagi sampai memaksakan kehendak kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun