"Kebanyakan orang berfokus pada karakteristik yang dangkal, misalnya gaya rambut, bentuk alis mata," kata statistikawan Nick Fieller dari Universirty of Sheffield.
Ia mengatakan, meskipun ada 8 ciri khas pada wajah, namun pengenalan wajah pada umumnya hanya berfokus ke mata, hidung, dan mulut saja. Jika otak telah mendapatkan sinyal yang sama, maka detail keseluruhan sisa wajah sudah tidak lagi penting. Makanya, orang dengan wajah "rata-rata" akan lebih mudah menemukan Doppelgangernya.
Fenomena kemiripan ini telah menarik perhatian banyak orang sepanjang masa. Film-film Hollywood telah berulang kali mengangkat tema ini dan karya-karya sastra lama, seperti Pangeran Edward dan Pengemis Tom juga sudah menjadi kisah yang tidak asing lagi.
Mengapa manusia tertarik menemukan kembarannya? Francois Brunelle, yang telah memotret lebih dari 200 pasang orang "kembaran" untuk proyek I'm not a look-alike, pada websitenya, www.francoisbrunelle.com mengataka bahwa hingga hari ini, ia masih saja mendapatkan banyaknya "pesanan" untuk mencari "kembaran."
Hal ini dipastikan, karena banyaknya email yang ia dapatkan dari orang-orang yang tidak memiliki banyak saudara, khususnya dari China yang telah lama menerapkan kebijakan satu anak.
Begitu menariknya fenomena mengenai kembaran ini menjadikan sebuah website yang bernama Twin Stranger juga ramai dikunjungi. Pada situs tersebut orang-orang bisa mengunggah foto dirinya sendiri dan menemukan kembarannya.
Website ini berhasil mempertemukan beberapa orang dengan kembarannya yang sangat mirip namun berasal dari belahan dunia yang lain. Bahkan, seorang wanita bernama Niamh Geaney sudah bertemu dengan 3 orang berbeda yang memiliki wajah sangat mirip dengannya.
Rasa penasaran terhadap kembaran ini telah lama "menghantui" banyak orang dari berbagai generasi. Namun di zaman globalisasi hal ini menjadi jauh lebih mudah karena perkembangan internet.
Yang paling menarik diantara semua, ternyata fenomena Doppelganger ini juga berpengaruh terhadap pemilu. Lebih lanjut menurut penelitian Brunelle bahwa seseorang akan lebih percaya dan tertarik kepada orang yang wajahnya mirip dengannya.
Nah, apakah benar jika Jokowi ternyata unggul dari rivalnya Prabowo, pada Piplres lalu karena ternyata bapak presiden kita ini lebih banyak Doppleganger nya ya? Bagaimana jika seandainya, wajah Prabowo mirip dengan Saddam Hussein, yang konon kabarnya memiliki Doppelganger terbanyak di dunia. Menarik untuk diketahui.