Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doppelganger, Anda Memiliki 7 Kembaran di Dunia, Begini Cara Menemukannya

18 Mei 2020   13:49 Diperbarui: 18 Mei 2020   14:03 19751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Doppelganger. Sumber: Francois Brunelle project. www.chasejarvis.com

Telah banyak penelitian ilmah yang dilakukan atas fenomena ini, salah satunya adalah Teghan Lucas, seorang professor Anatomist dari Universitas Adelaide, Australia yang melakukan penelitian untuk mencegah resiko salah tuduh terhadap pelaku kejahatan.

Dengan menggunakan kumpulan foto anggota militer Amerika, Teghan menganalisis sekitar 4.000 wajah. Ia mengukur bentuk dan jarak 8 ciri utama pada wajah, seperti hidung, mata, mulut, dan lain-lain.

Hasil yang didapatkan adalah kemungkinan dua orang memiliki delapan ciri wajah yang sama, adalah kurang satu dari satu triliun orang.

Alhasil, dari 7,4 miliar penduduk bumi, hanya satu dari 135 orang yang memiliki Doppelganger.

Meskipun kecil kemungkinan, namun tetap saja ada! Nah, Bagaimana kita melihat fenomena ini?

Menurut seorang ilmuwan forensik dari George Washington University, Amerika Serikat, secara statistik dengan melihat banyaknya total populasi manusia dari dulu hingga sekarang, dan juga fakta bahwa genetika manusia timbul secara acak, maka fenomena ini bisa saja ada.

Gen manusia tidak sepenuhnya beragam secara genetika, beberapa fitur yang mewakili diri anda juga ternyata dimiliki oleh orang lain. Sebagai contoh, meskipun tidak persis sama, namun pada umumnya manusia dengan ras yang sama, memiliki bentuk mata, hidung, mulut yang tidak terlalu beda satu sama lainnya.

Kesamaan bentuk wajah inilah yang membuat orang Indonesia merasa bahwa semua bule wajahnya sama, dan begitu pula dengan bule yang susah membedakan wajah orang Indonesia.

Dengan demikian, fenonema Doppelganger sangat bergantung kepada persepsi setiap orang yang didasari pengalaman pribadi dan tergantung "semirip" apa yang dimaksud.

Nah untuk melihat fenomena ini, maka penting untuk menelusuri apa yang terjadi di otak, Ketika seseorang menemukan "kembarannya."

Adalah area pada otak yang berfungsi sebagai "scanner" yang dikenal dengan "fusiform gyrus." Orientasi jalanan, pengenalan lingkungan, dan juga pengenalan wajah digunakan dengan menandai karakteristik dasar yang tidak terlalu detail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun