Nah ini dia...
Jujur, memercayai Fengshui sudah merupakan bagian dari tradisi keluarga. Ayahanda tercinta tidak akan pernah setuju, jika anak-anaknya membangun sebuah bangunan tanpa mempertimbangkan kaidah Fengshui yang baik.
Bagi penulis sendiri, memercayai Fengshui juga adalah sebuah keharusan. Bukan saja karena penulis memang memercayai eksistensi ilmu Fengshui, namun tradisi keluarga adalah hal yang harus dijaga juga, bukan?
Singkatnya, dengan mematuhi kaidah Fengshui dan di kemudian hari, jika ternyata ada sesuatu yang "salah" terhadap bangunan, maka yang harus dilakukan adalah memperbaiki usaha manusia. Hal yang jelas lebih mudah dilakukan ketimbang menyalahkan alam atas apa yang terjadi.
Ibunda pernah mengatakan bahwa sesungguhnya untuk menjaga keseimbangan alam, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri. Fengshui hanya salah satu dari tiga faktor utama penentu keberhasilan, selain Doa dan Usaha.
Jika "nasib" sedang sial, maka kita akan menemukan Master Fengshui yang salah, namun jika "nasib" sedang bagus-bagusnya, maka apapun yang dilakukan tentu akan berhasil tanpa memerlukan saran dari siapapun, termasuk Master Blas.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI