Menggunakan jasa beliau, hasil cukup terasa. Bukti bahwa selama 2019, penulis bisa tidur nyenyak. Cukup oke dengan biaya konsultasi yang dikeluarkan, lagipula tidak memerlukan renovasi yang besar, hanya beberapa perubahan kecil saja yang tidak terlalu merepotkan.
Namun sejujurnya dari hati terdalam, penulis tidak yakin kepada siapa seharusnya berterima kasih atas keberhasilan pengaturan energi rumah. Sejak awal pembangunan hingga pertemuan dengan Suhu Blas, penulis telah menggunakan jasa empat ahli Fengshui.
Jangan kaget dulu, karena itu adalah permintaan dari sang ayahanda tercinta yang khwatir akan "kaul" tradisi yang dilanggar. Hihihi...
Fengshui memang adalah ilmu metafisika yang sudah sangat terkenal. Ahli Fengshui sudah menjadi profesi terbuka yang tidak asing lagi, dan klien yang menggunakan jasa para ahli, sudah berjibun jumlahnya.
Namun, apa dasar keberhasilan dari sebuah konsultasi Fengshui? Bisnis berjalan lancar? Keluarga sehat-sehat? Perasaaan nyaman? Jika iya, bukannya berdoa dan berusaha juga memiliki tingkat keberhasilan yang sama?
Penulis memohon maaf, menulis artikel ini sebagai seseorang yang sama sekali tidak menguasai ilmu Fengshui. Namun rasa penasaran ini, terkait dengan pertanyaan Wi-Cong selanjutnya.
"Heran lho ama guru-guru Fengshui, selalu saling menjelekkan, kapan hari juga ketemu seorang guru Fengshui, kliennya (menyebutkan sebuah nama besar di Indonesia). Ia juga terus menerus menjelekkan Suhu Fengshui yang lain."
Nah ini dia... Pernyataan inilah yang menggelitik penulis untuk membuat artikel ini.
Menurut penulis, sebagai seorang pribadi yang tidak memahami apapun mengenai Fengshui, Suhu yang jago, seharusnya tidak menjelek-jelekkan Suhu lainnya.
Bukannya sikap yang menjelekkan itu muncul dari rasa ketakutan? Takut tersaingi, takut kehilangan klien, takut dak dihormati, dan takut kelihatan dongoknya?
Jika merasa jago atau memang betul-betul jago, maka cukup menyampaikan apa yang diketahui, tanpa harus menjatuhkan orang lain. Cukup fair bukan?