Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Numerologi dapat Memprediksi Kematian? Simak Ceritanya!

11 Mei 2020   20:37 Diperbarui: 11 Mei 2020   20:43 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: isha.sadhguru.org

Atas undangan seorang kawan di Bandung yang akan meresmikan pembukaan usahanya, penulis hadir beserta seorang sahabat dari Medan, bernama Ton (nama samaran).

Perjalanan udara yang memakan waktu dua jam dan tambahan 4 jam perjalanan darat, telah menyita waktu seharian. Belum lagi musim liburan sekolah yang membuat perjalanan padat merayap sepanjang jalan tol. 

Sesampainya di Bandung, bersiap-siap untuk menghadiri acara akbar, penulis dan Ton baru mengetahui bahwa ayahanda dari kawan yang mengundang sudah sakit keras dan sisa "menunggu waktu".

Bingung, apakah kami akan pulang kembali ke kota masing-masing sesuai jadwal, atau menunggu "waktu" bagi sahabat di Bandung untuk menghadapi hal terburuk, mengingat waktu tersebut adalah musim padat, sehingga keputusan harus segera diambil.

Ditengah pikiran mumet dan perasaan yang ribet, penulis kemudian mengeluarkan hitungan jurus kepepet. Menghitung waktu "kepergian" ayahanda dari sang kawan.

"Ton, sepertinya kita tidak perlu mengubah jadwal pesawat deh, karena seharusnya 'waktunya' besok siang setelah acara pembukaan."

Si Ton tertegun sejenak, "serius elu".

"iya, jika ternyata teori ini benar." Ujar penulis.

Dan masyallah, waktu "kepergian" adalah keesokan siang harinya, tepat setelah acara peresmian selesai dan penulis bersama Ton sudah berada di rumah sakit.

Bukan hanya sekali ini saja, hitungan iseng-iseng berhadiah sering pula penulis lakukan secara diam-diam. Memadukan tanggal lahir dan kematian dari beberapa orang terkenal.

Namun jangan salah paham, karena perhitungan ini hanya dilakukan setelah adanya kematian, bukan sebelumnya. Tidak bermaksud mencari sensasi, penulis hanya mengecek apakah pola yang sama juga kembali menampakkan batang hidungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun