Abraham de Moivre
Seorang ahli matematika terkenal Prancis yang meneliti tentang kefanaan Komet Halley beserta Edmon Halley (penemu komet Halley). Dalam penelitian tentang kefanaan yang ditekuninya, ia akhirnya menemukan satu teori tentang kematian dan usia hidup seseorang berdasarkan perhitungan matematis.
Pada saat ia berusia 87 tahun, ia berhasil memprediksi bahwa ia akan meninggal dunia pada tanggal 27 November 1754. Tanpa disangka, Moivre meninggal dunia pada tanggal, bulan dan tahun tersebut beserta waktu yang telah dia prediksikan.
Abraham Lincoln
Presiden Amerika Serikat ke-16 yang terkenal atas usahanya dalam membebaskan perbudakan. Ia terbunuh pada saat sedang menonton pertunjukan di suatu gedung.
Beberapa saat sebelum terbunuh, ia telah mendapatkan firasat dalam bentuk mimpi. Mimpi yang sama terus didapatkannya selama beberapa malam sehingga akhirnya ia benar-benar mati terbunuh.
Mimpi tersebut disampaikan oleh Abraham Lincoln kepada Ward Hill Lamon seorang sahabat yang juga pengacara dan bodyguardnya.
Nah, sampai disini kita mungkin memiliki kesimpulan bahwa apa yang dirasakan oleh beberapa contoh diatas, hanyalah merupakan firasat yang kebetulan terjadi.
Namun dalam kasus Abraham de Moivre, sains terlibat lho, apakah itu hanya sekedar firasat atau hitungan matematis? Ternyata hal mengejutkan juga datang dari abad ke-21. Artificial Intelligent atau AI, diklaim telah terbukti dapat meramalkan kematian dengan rasio akurasi diatas 93%.
Baru-baru ini dalam sebuah makalah terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menyebutkan bahwa AI ciptaan Google dapat memprediksi kapan seseorang akan meninggal dunia.
Caranya adalah dengan memasukkan data kesehatan elektronik seseorang dan dikelola dengan model pembelajaran (learning mode) dan didapatkanlah hasil prediksi berakurasi tinggi.