Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kita Telah Berubah Menjadi Tikus di Tahun Tikus Ini

12 April 2020   13:23 Diperbarui: 13 April 2020   05:14 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PHOTO: Ageing process reversed: It works in mice, now humans could be next (Reuters)

Meskipun penglihatannya buram, namun tikus memiliki daya ingat yang bagus. Melalui ingatannya yang tergolong istimewa, tikus dapat dengan mudah mengingat dan memetakan semua rute dan tempat yang sudah dilewati dalam jangka waktu yang lama.

Uniknya, hewan ini juga mampu mengingat wajah manusia dan mengenali orang-orang yang telah mereka lihat sebelumnya. Hal ini kemudian membuat mereka lebih waspada terhadap manusia yang sudah pernah mencoba untuk menangkapnya atau para tamu yang hanya datang berkunjung.

Diciptakan untuk Berkorban.

Dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam, setiap mahluk akan berada pada rantai makanan. Uniknya, tikus menjaga keseimbangan ekosistem ini dengan berada pada tropik yang paling rendah dalam rantai makanan.

Tikus selalu menyediakan dirinya sebagai mangsa para predator seperti ular, musang, dan elang. Jadi bisa dibayangkan, tanpa kehadiran tikus pada alam (hutan), maka yang jadi sasaran tentunya hewan peliharaan manusia, atau bahkan manusia itu sendiri.  

*****

Masa pandemi di tahun Tikus memang membuat diri kita menjadi seperti tikus, namun melihat kenyataan bahwa tikus adalah hewan yang tidak serakah, setia kawan, penuh kasih sayang, dan belajar dari kesalahan, maka sudah sepantasnya tahun tikus ini memberikan makna yang sama bagi kita semua untuk mengatasi keadaan sulit yang kita hadapi bersama.

Ingatlah bahwa kita adalah mahluk yang diberkati dengan segala akhlak dan budi. Dalam keadaan sesulit apapun, manusia akan selalu mendapatkan jalan keluar yang terbaik.  Jika tikus saja adalah penyintas alam yang baik, mengapa kita tidak?

Namun diantara semuanya, adalah kesediaan mereka untuk berkorban demi kemanusiaan. Apakah kita sanggup?

Sumber:
satu, dua, tiga

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun