Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seperti Halnya Virus Corona, Teori Konspirasi Juga Berbahaya

30 Maret 2020   11:37 Diperbarui: 30 Maret 2020   11:34 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembunuhan Martin Luther King Jr.

Martin Luther King Jr dibunuh pada tanggal 4 April 1968 di Tennessee, Amerika Serikat. Pada tanggal 8 Desember 1999, keluarga King mengajukan tuntutan kepada pemerintah Amerika. 12 juri dalam persidangan menyetujui bahwa kematian King adalah hasil persengkokolan pemerintah AS dan mafia.

**Selanjutnya, bisa melihat kepada artikel lengkap pada sumber: historia.id

Kebetulan-kebetulan yang demikian kemudian membuat publik semakin menikmati euphoria terhadap Teori Konspirasi lainnya yang masih beredar dan menjadi misteri.

Adapun beberapa Teori Konspirasi yang terkenal dan masih menggema sampai sekarang adalah: Keterlibatan CIA dalam pembunuhan Presiden John F Kennedy (1963), Pendaratan manusia di bulan yang sebenarnya tidak pernah terjadi (1969), dan Penyerangan gedung kembar WTC yang sudah diketahui oleh pemerintahan Bush Jr. sebelum kejadian (2001).

Penelitian menunjukkan bahwa Teori Konspirasi memiliki kecenderungan muncul berkaitan dengan isu-isu kritis dalam masyarakat. Teori ini mendapatkan tempat yang subur dalam masa penuh ketidakpastian dan ancaman.

Demikian pula dengan situasi pandemi Covid-19 yang kita alami sekarang

WHO tidak saja memerangi wabah virus Corona, namun juga informasi tidak benar yang datang mendampingi, atau juga dikenal dengan istilah Infodemics, dimana Teori Konspirasi termasuk didalamnya.

Teori Konspirasi ini sangat berbahaya karena data dan fakta yang disuguhkan cukup membuat nalar bergetar. Hal ini kemudian menimbulkan kelompok manusia tidak memercayai otoritas medis, hingga mempengaruhi kesediaan mereka untuk melindungi diri.

Mereka yang terpapar paham Teori Konspirasi ini lebih cenderung untuk menggunakan cara alternatif, seperti konsumsi herbal, tidak menggunakan masker, tidak mengisolasi diri, bahkan sampai kepada penimbunan dan panic buying.

Orang-orang ini juga lebih memercayai teman, keluarga, atau orang yang dianggap memiliki pengaruh terhadap komunitas atau agama, seperti yang kita lihat pada aksi "bunuh diri massal" yang dilakukan oleh seorang pemuka agama di Afrika Selatan (Sumber: manado.tribunnews.com)

Teori Konspirasi kesehatan bukan merupakan hal baru, sebelumnya sebuah jajak pendapat besar YouGov pada 2019 menemukan fakta bahwa:

"16% responden di Spanyol yakin bahwa HIV diciptakan dan disebarkan ke seluruh dunia dengan sengaja oleh suatu kelompok atau organisasi rahasia."

"27% responden dari Prancis dan 12% dari Inggris yakin bahwa "kebenaran di balik efek berbahaya dari vaksin sengaja disembunyikan dari publik".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun