Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keyakinan yang Bermutasi

9 Februari 2020   10:54 Diperbarui: 9 Februari 2020   18:02 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ciri dari keyakinan yang berbahaya adalah keyakinan yang membabi buta berdasarkan "apa kata orang."

Salah satu isu yang sedang hangat mengenai WNI eks ISIS beredar kuat dalam beberapa hari terakhir. Hangatnya berita dikipas oleh pro dan kontra mengenai wacana repatriasi sekitar 600 orang WNI ini.

Kemanusiaan mendasari sikap bagi mereka yang tersesat, namun tidak sedikit juga yang menolak demi alasan keamanan negara. Kekhwatiran muncul terhadap bahaya paparan ideologi radikalisme bagi ratusan juta WNI, baik secara langsung maupun tidak.

Jika kita melihat aksi terorisme yang dilakukan oleh kombatan ISIS ini memang membuat kuduk merinding. Teror yang disebarkan bukan hanya di negara yang dikuasai, tapi juga diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Wajar saja jika sebagian pihak memilih untuk berhati hati dalam bersikap.

Aksi terorisme yang tidak dapat diterima oleh nalar, jelas merupakan sebuah contoh keyakinan yang membabi buta.

*****

Ada sebuah cerita menarik.

Terkisah 3 ekor ikan yang bersahabat, bernama Yakin, Upaya, dan Bijak. Ketiga ekor ikan ini adalah sahabat sejati dan selalu berada bersama dalam sebuah danau yang damai.

Hingga suatu hari, ada seorang nelayan yang menaburkan jala. Ketiga ekor ikan ini lantas terjerat didalamnya.

Ikan yang bernama Upaya, memiliki sifat pantang menyerah, terus berusaha mengigit jala, sehingga berhasil membuat sebuah lubang dan bebas dari sekapan.

Ikan kedua yang bernama bijak, memiliki ketenangan dalam setiap tindakan, kemudian mengikuti langkah si Upaya, untuk kabur dari jala yang menyekap.

Ikan ketiga yang bernama Yakin, sebenarnya memiliki pilihan untuk merobek jala atau mengikuti jejak si bijak keluar dari jaring yang mendekap.

Namun dengan segala keyakinan yang dimiliki bahwa ini hanyalah cobaan hidup, membuat ia berakhir di meja makan.

Dari cerita ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa keyakinan yang baik, seharusnya dapat disertai dengan usaha dan kebijaksanaan.

Keyakinan harus berasal dari sebuah daya upaya...

Mengetahui kebenaran yang termakna didalamnya, bukan berdasarkan janji surgawi atau amarah neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun