Nah logikanya demikian...
Ramalan yang belum terjadi tidak akan terjadi, sampai waktunya tiba. Dengan catatan waktu tidak terlibat. Yang percaya akan tetap percaya, yang tidak percaya akan tetap penasaran. (No hassle here).
Setiap ramalan yang terjadi akan memuliakan nama Sang Kuasa. Sementara ramalan yang tidak terjadi, akan memuji nama Pencipta. (No doubt here).
Teori probabilitas memiliki tingkat akurasi tinggi. Mengapa demikian, karena probabilitas adalah ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa. MUNGKIN adalah kata yang sudah pasti benar, karena kalau salah, namanya adalah TIDAK MUNGKIN. Dan kata itu tidak tercatat dalam kamus ramalan terbitan Hogwarts. (No nonsense here).
Nah, abaikan saja... Ini yang serius.
Menurut penulis, ramalan adalah sebuah proses yang menggunakan teori probabilitas dan analisis. Teori probabilitas memang memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena apa yang akan tersedia di masa depan, sesungguhnya telah ditentukan dari sekarang. Akurasi menjadi tinggi, karena setiap insan memiliki daya upaya pada saat sekarang.
Sebagai contoh, jika penulis melihat seseorang sedang membawa gelas, sebungkus kopi sachet, dan berjalan menuju ke arah dispenser, maka penulis akan meramalkan bahwa dalam waktu 5 detik, orang tersebut akan meminum kopi panas.
Penulis membuat ramalannya berdasarkan analisis dan teori probabilitas. Tingkat akurasinya mungkin di atas 51%, sisa 49%-nya adalah karena air dalam galon habis ditelan setan. Blup blup.
Ini adalah cara meramal dengan menggunakan analisis dan probabilitas. Kalau Anda mempunyai nama lain dari skenario ini, silahkan saja. Toh, tempo 5 detik ke depan, juga bernama masa depan.
Sekali lagi, masa depan ditentukan oleh sikap kita sekarang. Jika kita sudah terbiasa hidup dengan positif, maka kemungkinan besar kita akan dihadapkan dengan kehidupan yang baik. Sebaliknya, jika kita sudah terbiasa berfoya-foya tanpa batas, maka kemungkinan besar kita akan mendapatkan masalah.
Jangan memutarbalikkan fakta, bahwa hidup mabuk-mabukan akan memberikan tubuh yang sehat. Kalaupun ada kejutan bagus yang tidak disangka-sangka, itu murni karena jiwa kita sudah siap untuk menerimanya, bukan karena kehendak orang lain.