Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Hidup Realistis

25 Juni 2023   15:26 Diperbarui: 25 Juni 2023   15:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melainkan adanya ide-ide childfree, menunda menikah dan lain sebagainya disebabkan oleh ekonomi dikalangan anak muda yang semakin tidak menunjukan kepastiannya dengan perhitungan data infalsi serta pendapatan yang cendrung stagnan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Disamping itu keterlibatan politik yang seharusnya menjadi bagian dari solusi masyarakat juga jauh dari harapan. Dimana demokrasi Indonesia menciptakan korupsi yang semakin menggila, panggung politik di kuasi segelintir orang dan cenderung memperkaya politisi serta kekuatan partai politik yang ada.

Artinya bergesernya generasi muda dalam memandang hidup berkeluarga dan mempunyai anak dengan kebutuhan yang harus dipenuhinya yang tinggi menjadikan pentinya hidup realistis bagi generasi muda.

Dimana semakin banyaknya angka manusia di dunia ini menjadikan kesempatan hidup juga semakin ketat kompetisinya. Disamping itu juga semakin menciptakan kesenjangan social yang tinggi. Dimana orang-orang miskin semakin sulit naik kelas dan orang kaya yang akan tetap bertahan dengan statusnya dengan kepemilikan asset seperti properti, tanah dan sebagainya.

Kritis Pada Tradisi

Karena itu mengikuti sebuah tradisi, ataupun budaya tertentu sebagaimana orang tua yang ingin menerapkan anaknya sesuai jaman mereka seperti menikah dini dan punya anak sebaiknya dipikir secara masak dan disesuaikan dengan kemampuan diri tidak terlalu dipaksakan.

Kembali berpikirlah realistis. Saya bukan menakuti, bukan juga mengajak untuk hidup berbeda memandang jaman. Semua itu hak masing-masing, jalani lah apa yang menurut kita semua benar. Akan tetapi setiap apapun bentuk hidup manusia di dunia semua ada hitung-hitungannya.

Atas itu konsekwesnsi semua ditanggung masing-masing. Jika kedepan orang-orang juga sulit hidupnya, politik sebagai alat keadilan sudah tidak peduli pada rakyat, atau dengan orang-orang kaya yang ingin semakin kaya. Siapakah yang akan benar-benar dapat menjamin hidup kita sendiri selain diri kita sendiri?  

Sebelum anak-anak dilahirkan kedalam jurang kemiskinan, yang memungkinkan betapa sulitnya kehidupan mereka. Juga dengan bangunan keluarga yang rawan terhadap masalah kesulitan ekonomi seperti perceraian dan perselingkhan serta perselilihan tiada akhir.

Generasi muda, berpikirlah realistis mengukur kemampuan diri. Apakah kita harus tetap melahirkan anak-anak tanpa gizi yang baik, pendidikan yang baik dan orang tua yang mampu menjamin kehidupan sejahtera merka? Sekali lagi berpikirlah berbasis nalar dan realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun