Sebut saja namanya Sidi, salah satu tetangga saya menyebut; satu hari kerja jika perbandingnnya satu kantong harga semen sebelum krisis tahun 1998 dan tahun-tahun setelahnya di era 2000-an.
Ia bercerita bahwa satu hari kerja upah buruh harian sepadan dengan harga semen 4-5 sak kala itu. Waktu ia bercerita bekerja di Bandung, Jawa Barat sebagai buruh harian merantau bersama-sama dengan keluarganya.
Dengan mendengarkan cerita tersebut. Saat itu ledekan penduduk juga tidak sebanyak saat ini. harga-harga tanah masih terjangkau di desa. Disamping itu pekerjaan juga masih sangat terbuka lebar kesempatannya.
Sidi bercerita bahwa "dulu pekerjaan yang mencari orang. Bukan orang yang mencari pekerjaan seperti saat ini. Asal menjadi orang yang rajin kala itu hidup akan berkecukupan".
Maka dari itu saya menyimpulkan tidak heran dengan sedemikian adanya. Orang-orang tua kita meskipun hanya buruh harian atau petani-petani kecil di desa dapat membangun rumah sendiri.
Sesuatu yang sulit dilakukan oleh anak-anak muda seperti saya ini meskipun saya merupakan buruh perusahaan yang dipandang lebih terhormat dari orang-orang tua dulu yang masih mayoritas buruh tani maupun buruh harian lepas di kota.
Tetapi pada faktanya. Sebagai buruh yang katanya terhormat itu, yang jika dihitung rata-rata penghasilan per hari saya hanya 70 ribu. Dengan asumsi pengahsilan UMR yang hanya 2-jutaan di daerah saya.
Sangat berat jika harus membangun rumah sendiri dengan harga tanah yang sedemikian mahal meski itu di desa. Harga tanah di desa sudah tinggi itulah faktanya. Setidaknya luas tanah untuk bangunan rumah jika beli di desa. Harganya bisa ratusan juta dengan akses jalan yang layak.
Kembali pada cerita Sidi. Perbandingan upahnya dulu dengan harga semen yang kerja sehari bisa dapat semen 4-5 sak. Uang 70 ribu sekarang hanya mampu membeli semen cukup hanya satu sak saja meski ada lebihan sedikit dengan kualitas semen tertentu yang harga murah tetapi kualitas juga mengikuti.
Disamaping itu dengan uang 70 ribu jika untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sudah pasti hanya akan cukup untuk makan satu hari keluarga. Itupun dengan menu yang sangat sederhana.
Sebab harga daging ayam di pasaran saat ini mencapai 40 ribu satu kilo. Itu berarti kualitas kesejahteraan keluarga dengan rata-rata penghasilan dibawah 100 ribu per hari akan sangat memperihatinkan kualitas hidup keluarga dan bisa disebut rantan pada jurang kemiskinan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!