Impian Japan seperti serial Kartun Captain Tsubasa yang mampu juara piala dunia dalam ceritanya tak di ikuti timnas Jepang di piala dunia Qatar. Namun langkah Jepang masih lebih baik dari Korea Selatan yang dicukur 4-1 oleh Brazil di babak 16 besar piala dunia Qatar 2022 ini .
Dihitung bagaimana Jepang lebih baik dari korea selatan di piala dunia Qatar 2022 ini. Bisa dikatakan variabelnya dari hasil yang mereka petik pada pertandingan 16 besar.
Benar, Korea Selatan maupun Jepang sama-sama kalah. Akan tetapi kekalahan Jepang dalam adu pinalti melawan Kroasia dengan skor 3-1 sebelumnya skor 1-1.
Artinya Jepang dengan segenap permainannya punya kekuatan di Piala Dunia Qatar ini. Akan tetapi memang dewi fourtuna atau keberuntungan tidak memihak jepang, yang harus tunduk lewat babak pinalti.
Melihat perjuangan Japang yang dapat dikatakan "Heroik" dibabak sebelumnya mampu menumbangkan Spanyol dan membuat Jerman gigit jari harus angkat koper di penyisihan grup piala dunia Qatar 2022.
Banyak asumsi bahwa timnas Jepang akan mengikuti langkah kartun serial captain Tsubasa yang mampu menjuarai piala dunia.
Lagi-lagi dengan kekalahan Jepang lawan Kroasia yang praktis menghentikan langkah juara Japan. Apakah Japan masih jauh menggapai mimpi menjuari piala dunia dimasa yang akan datang?
Saya kira Captain Tsubasa adalah pemantik timnas Jepang untuk mampu meraih gelar tertinggi piala dunia di masa yang akan datang.
Captain tsubasa itu merupakan kompas dari gelora, kekuatan ilusi dari cita-cita mereka. Yang bukan tidak mungkin di era keemasannya Japan bisa juara piala dunia di masa depan nanti dan serta mampu menaikan drajat level permainan sepak bola di asia pada khususnya.
Drama Korea dan BrasilÂ
Menengok Korea Selatan, yang juga sama-sama kekuatan dari Asia. Korea Selatan memang berbeda dengan Japan. Yang harus mengakui secara perkasa Brazil.
Korea Selatan kalah telak 4-1 seperti tidak berdaya. Sedangkan Japan masih mampu menahan kekuatan Kroasia dilanjutkan babak pinalti.
Jika dilihat bagaimana kekuatan antara Kroasia dan Brazil. Dilihat komposisi pemain dan permainan itu memang jauh.
Sebab bagaimanapun Brazil merupakan langganan juara dunia. Dan pemainnya sebagaian besar merupakan pemain top eropa seperti Neymar dan V Junior yang bermaian di Real Madrid.
Berkaca dari kekalahn telak itu bahwa Korea terkenal dengan dramanya, yang terkenal sampai seantero jagad. Itu dapat dijadikan acuan timnas Korea Selatan bahwa tidak ada drama di sepak bola. Mereka harus lebih keras lagi berlatih dan menaikan level permaianan mereka.
Bukan mereka "Korea Selatan" belum bagus. Sudah Korea Selatan sudah bagus permainannya. Tetapi untuk mampu juara dunia seperti Drama Koreanya. Mereka harus lebih beruasa untuk itu. Suatu saat bukan tak mungkin Korea Selatan dapat menjuarai piala dunia. Berjaya sama seperti drama Koreanya.
Brazil tak Melecehakan
Korea Selatan yang ditaklukan Brasil 4-1. Selebrasi tarian ketika merayakan golnya menuai banyak kontroversi seperti perayaan gol lewat tari yang di kritik legenda sepak bola inggris Roy Keane.
Roy Keane mengaku sampai muak melihat tarian para pemain brasil saat selabrasi Gol karena dinilai tidak menghormati Korea Selatan dikutip dari Daily Mail.
Menurutnya yang tak elok. Setiap perayaan gol dirayakan dengan tari. Yang mana pelatih Brazil juga turut larut dalam tarian. Dirinya menyebut untuk gol pertama tidak apa, tetapi tarian itu dilakukan setiap gol seperti tak menghormati lawan; ungkap Roy Keane
Melihat kontroversinya tarian itu. Menyusul Brasil juga menang telak atas korea 4-1. Apakah train Brazil dapat dilihat sebagai tak menghormati lawan seperti yang diungkapkan oleh Roy Keane?
Saya kira, boleh saja Roy Keane menafsirkan begitu. Ia juga pemain bola yang merasakan bagaimana dilapangan jika tim ada dalam kekalahan telak. Sebagai pemain bola dengan selebrasi begitu mungkin dirinya tersinggung.
Namun jika melihat tari merayakan suka cita. Itu sudah menjadi budaya Brasil. Tidak heran juga dengan tarian samba di lapangan hijau. Disisi lain begitulah mereka merayakan suka citanya baik dalam mencetak gol atau merayakan kemenangannya.
Tentang selebrasi dan perayaan kemenangan. Itu hak masing-masing dan jika memang menuai banyak kecaman. Selebrasi tari Brasil ke depan itu memang mutlak harus dikurangi selebrasinya. Supaya tidak menyinggung lawan dan banyak orang. Sebab piala dunia milik semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H