Mungkinkah sepak bola di indonesia dengan fanatisme suporter terhadap klubnya. Rivalitas identitas kota yang menjadi cikal bakal kompetitivitas antar klub bola, akan menjadi kutukan dimasa depan bahwa konflik di sepak bola indonesia akan tetap ada?
Arema VS Persibaya
Memang kerusuhan suporter Arema Vs Persibaya kabar yang terbaru total ratusan meninggal sekitar 127 dan ratusan orang lain masih dalam perawatan ini bukan saja akan menjadi sejarah kelam namun juga duka bagi sepak bola indonesia.
Pertandingan antara Arema vs Persibaya dengan Skor 3-2 pada sabtu (01/08) merupakan pemicu awal suporter Arema tidak puas akan kinerja klubnya yang memgalami kekalahan dari persibaya.
Pasca pertandingan fans Arema malang masuk ke lapangan. Dan itu akhirmya menjadi kericuhan yang besar di suporter. Aparat yang berjaga di lapangan sampai akhirnya menembakan gas air mata yang justru juga menambah eskalasi kericuhan itu sendiri di dalam Stadion Kanjuruhaa Malang.
Hingga ratusan korban jiwa harus melayang dalam pertandingan sepak bola arema vs persibaya. dimana kericuhan tersebut yang menjadi korban banyak dari mereka yang karena gas air mata, asap, dan terinjak-injak saat terjadi kerodit atau suasana kacau di dalam stadion Kanjuruan Malang, Jawa Timur.
Maka dengan rivalitas yang tinggi di sepak bola kita, yang mana suporter memegang peranan penting menunjukan identitas kota, kelompok dan lain sebagainya yang memicu riak-riak konflik sepak bola indonesia.
Apakah memang sepak bola indonesia harus berhenti akibat olah supoternya sendiri berkaca dari kericuhan stadion Kanjuruhan Malang yang sampai saat ini tercatat kerusuhan di stadion tersebut jumlah yang meninggal mencapai 127 dan 180 orang masih dirawat dirumah sakit?
Stop Bola Bukan Solusi
Masalah supporter bola sudah seharusnya menjadi titik kesadaran bersama bahwa sepak bola sendiri bukanlah suatu yang harus di bela secara gila. Memang fanatisme, sisi emosional yang diciptakan dari atmosfir sepak bola tidak dapat menangkal itu untuk keberlangsungan suporter.
Namun bukan tidak bisa kadar dari fanatisme bola dikurangi oleh para supporter untuk bisa memunculkan kesadaran satu sama lain bahwa kalah menang itu sudah biasa dalam pertandingan.