Isu percerain tidak hanya akan mengorbankan anak dan keluarga seutuhnya. Akan tetapi dengan perempuan pasca percerian, bagaimanakah seharusnya perempun memkanai perceraian?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno setelah berkampanye pada ibu-ibu saat itu pada waktu minyak melonjak tinggi. Dirinya mengajak untuk memasak dengan cara merebus menghemat minyak goreng yang sempat menjadi pro dan kontra di public.
Sampai-sampai Megawati melakukan demo masak tanpa minyak goreng. Memunculkan berbagai pendapat dari analis politik tenatang demo masak tersebut. Sebab tidak semua masakan dapat dimasak sengan di rebus.
Menurut Analis Politik sekaligus Founder Voxpol Center Research dan Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai, digelarnya acara demo masak tersebut memang sebagai upaya PDIP untuk menetralisir sentimen negatif terhadap Megawati usai pernyataannya jadi perdebatan.
Megawati Soekarno putri di masa-masa senjanya yang kini telah mencapai 75 tahun tersebut, kini aktif membagi membagi pandangannya memaknai isu keperempuanan dan masalah keluarga.
Berbicara Percerian
Setelah berbicara minyak goreng dan merebus bagi ibu-ibu yang sudah berlalu. Terbaru Megawati juga membagi pandangannya tentang perceraian mengajak ibu-ibu untuk jangan nangis saja ketika diceriakan oleh suami mereka.
Hal itu disampiakan pada acara dalam Kick Off Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di Puri Ardhya Garini di Kawasan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin, 8 Agustus 2022.
Menurut Megawati perempuan juga harus mempunyai harga diri. Bahkan dirinya mengkau sedih ketika seorang ibu nangis ketika akan dicerai suaminya, yang menandakan bahwa perempuan itu lemah.
Dirinya bercerita pernah ada ibu-ibu yang mengadu akan dicerikan suamainya. Dengan tegas Megawati mengatakan perempaun itu harus kuat.