Relawan politik, sadar politik itu penting artinya jangan pernah heran dengan hingar bingar apapun termasuk setiap dari apa yang kita lihat sebagai bentuk pengabdian politik itu.Â
Karena seperti yang bukan hanya menjadi bukti kini, tetapi dari yang sudah banyak orang jalani: kemurnian tetap hanya sebagai ilusi mimpi manusia termasuk berpolitik itu.
Sayangnya mimpi terhadap politik itu residu, tetap yang dikejar adalah bentuk-bentuk kenikmatan sebagai manusia secara actual menikmati jalan kuasa bagi mereka yang memang memegang kekuasaan termasuk politik.Â
Apalagi yang kini banyak orang katakan sebagai penyelamat dari ranah politik, bahkan apapun penafsirannya selain politik juga diyakini sama saja.
Jika kita berbicara politik tentu sudah biasa dengan usaha pencitraannya, modalnya, bahakan juga membuat gagasan-gagasan yang diinginkan masyarakat sendiri meskipun hasilnya dalam hal ini: "nol".
Seperti yang sudah-sudah mereka-mereka yang berpolitik sebagai jalan kuasa bukan pengabdian semata terhadap public dengan masih banyaknya kasus-kasus korupsi di dalam sebauah kekuasaan politik atas nama panggung pemerintahan.
Berpolitik itu memang bentuk dari kerja dan hasilnya harus membuat nikmat mereka dan itu bukan suatu beban suatu kebijakan social. Tetapi bentuk dari suatu pencapaian bahwa tabur-tuai menciptakan relawan poitik tentu ada hubungannya dengan jalan kekuasaan dan relawan politik itu alat yang menjanjikan bagi para politikus di dalamnya.
Apakah alat itu akan trus digunakan saat mereka berkuasa? Artinya akan dapat kue kekuasaan itu hal yang tidak tahu atau pasti? Tetapi apa, dalam basa-basi politik, bukankah itu juga berlaku seperti yang sudah-sudah, bawasannya relawan politik pun bisa mengisi jabatan strategis tertentu kekuasaan seperti menjadi komisaris BUMN dan lain-lainnya?
Tentu seperti budaya pekiwuh, siapa yang berperan besar harus dibagi kuenya kekuasaan. Dan politik Indonesia sepertinya sudah biasa begitu. Bagi-bagi kue terhadap relawan pun menjadi pasti.
Tetapi kembali yang elit-elit sebagai relawan itu, yang biasanya mendapat jabatan dari nilai tukar kuasa. Bagaimana yang akar rumput? Ya begitu sebagai tombak dari wacana politik, dibenturkan satu sama lain, yang tak berkesudahan tetapi "Zonk" dalam upaya kebagian kue kekuasaan.Â
Kita harus ingat narasi Cebong dan Kampret bahkan kadrun sekalipun 2019 lalu. Itu buah dari benturan wacana politik satu sama lain di akar rumput yang mana mereka hanya kebagian menjadi tameng politik dari bawah untuk kalangan bawah.