Apakah sebenarnya dukun yang gaib-gaib itu juga seorang pesulap yang sebenarnya bersifat sama untuk hiburan semata? Akan tetapi karena kepercayaan buta terhadap hal gaib itu dapat dijadikan motif menipu dengan praktik-praktik perdukunan ditengah masyarakat?
Sebenarnya banyak sekali dijelaskan oleh Dedy Corbuzier melihat fenomena penipuan yang disebabkan oleh hal-hal yang dianggap gaib melalui perdukunan oleh masyarakat merupakan hal yang tidak perlu dilakukan dan hanya akan buang-buang waktu dan uang saja.
Untuk merasionalisasi praktik-praktik perdukunan, ada pendekatan-pendekatan yang masuk akal. Ya seperti orang yang sudah menganggap dikasih jimat dapat menggaet lawan jenis lazimnya untuk pria mengait para cewek-cewek.
Bisa terjadi itu adalah sugesti dirinya lebih percaya diri untuk menggaet cewe, yang akhirnya karena energy dari sugestinya besar. Dia berhasil menggeat cewek dengan kemampuannya sendiri efek sudah terdorong oleh sugesti itu seperti aji-aji semar mesem misalnya.
Begitu juga dengan yang terkena penyakit. Bila mana medis tidak bisa menditeksi. Sudah seharunya masyarakat punya opsi opini kedua, yakni mencoba dokter-dokter lain.
Apakah haldari penyakit itu sama atau berbeda hasilnya, jangan buru-buru mengambil pilihan alternative apa lagi ke dukun. Dedy menjelaskan mesin "Rontgen" yang selama ini untuk menditeksi penyakit tertentu, mesinnya bisa saja eror atau memang penyakitnya tidak ada.
Bisa jadi karena beban pikiran dan lain sebagainya itu yang membuat pikiran sendiri dapat mengakibatkan berbagai penyakit di dalam diri kita.
Oleh sebab itu diwanti-wanti agar masyaralat sendiri menggunakan nalar atau setidaknya punya opini-opini yang rasional menanggapi sesuatu supaya tidak masuk dalam jerat penipuan termasuk oleh oknum dukun itu sendiri.
Maka dari itu dengan hal-hal yang memang harus rasional terlebih dahulu. Apakah dengan gambalangnya bercermin dari ramainya fenomena Pesulap Merah dan Gus Samsudin, yang didukung dengan podcast Dedy Corbuzier akan membunuh praktik perdukunan itu sendiri?
Mati atau tidaknya perdukunan kembali itu adalah ranah masyarakat mau percaya lagi atau tidak. Sebab yang justru menjadi akar suburnya perdukunan itu karena masyarakat memang mempercayai hal itu dan itu dilakukan sebagai alternative lain dari segala bentuk masalah masyarakat termasuk yang gaib-gaib itu.
Â