Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Roh Kehidupan dan Kisah Tulisan

20 Juli 2022   18:47 Diperbarui: 25 Juli 2022   01:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan yang gelap, aku kira ketidakbebasan tersebut adalah hal yang paling dan sangat gelap di dunia. Tidak sebagai pra syarat, tidak juga sebagai pasca syarat. Kebebasan dan ekspresi manusia itu tidak akan pernah dilepaskan oleh satu manusia pun yang hidup di dalam dunianya sendiri.

Terus terang aku sedikit agak pesimistis bila harus hidup tanpa adanya kebebasan berekspresi sebagai diri manusia secara utuh. Keterikatan pada hal yang "formal" pada akhirnya, apakah harus aku "kebiri" kebebasan berekspresi ini setiap suara yang butuh aku tulis?

Pengahambaan pada keformalan itu, mungkinkah akan abadi dan tidak akan pernah menjadi binasa pada akhirnya, "antara mejalani gaya hidup formal dan syarat dari ekspresi manusia?

Dibalik senyum ini aku tertawa, menulis, dan bekerja secara formal, akankah ini membuat terhambat yang menghambat ekspresi diri sendiri? Aku kira, aku memang belum dapat lepas, tentang padangan formal itu? Mungkin aku harus menjadi keduannya, agar terlihat seimbang menjadi manusia.

Tentang pandangan umum yang harus aku jaga, juga tentang pendapatan dari kerja formal sebagai penopang hidup manusia pada umumnya. Tetapi tidakkah semua dapat diselimuri masing-masing penugasannya?

Kerja formal yang mekanis, akankah aku menjadi manusia mekanis pula? Itulah pertanyaan dibalik jiwa yang ingin tetap berekspresi.

Semua yang mengundang pertanyaan memang harus dijawab, tidak, ini hanya masalah dari passion saja. Tentang orang-orang yang mencintai hobinya, atau orang-orang yang ingin tetap berkibar dengan diri tanpa ia harus takut menjadi manusia formal itu sendiri.

Menjadi, mungkinkah akan tetap me-represi hobi yang dapat membuat aku merasa hidup kembali, dibandingankan harus bekerja secara formal dengan kadar waktu yang full, tanpa aku menggoresi diriku sendiri dengan tinta-tinta keabadian dengan tulisan?

Tentu ini tidak mudah, meskipun menulis hanya sebagai kesenangan membaca diri, tetapi ini sangat penting bagi setiap pribadi yang mencintai kepenulisan itu sendiri. Seberapaun hebat tekanan, doktrin yang diterima untuk tidak melajutkan menulis berdasar keformalan, semua dapat mentah begitu saja.

Lebih baik tidak menjalani hidup secara formal dari pada harus berhenti menulis. Ibaratnya, menulis adalah jiwa bagi sastrawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun