Pasti yang terjadi, keluarga merekalah yang mengasuh sampai mereka besar. Salah satu orang tua mereka kerja untuk biaya anak. Jika dibanyak pihak yang terjadi diantara kasus seperti ini justru keluarga perempun dan perempuan itu sendiri yang bersangkutan justru yang bekerja keras dan dilimpahkan pengasuhan anak.
Maka dari itu menjadi perempuan justru lebih rentan pada resiko-resiko demikian. Harus mampu menjaga pergaulan yang akan menimbulkan konsekwensi yang salah dan merugikan diri sendiri.
Dipihak lain menjadi laki-laki pun, nalar rasional akan resiko kelahiran anak dengan tidak se-enak nafsunya sendiri yang dapat berkibat mengahamili perempuan dengan pergaulan yang salah pun harus disadari.
Memang benar apa yang disampaikan di dalam mimbar agama, moralitas dan kebajikan-kebajikan itu. Zina itu dosa besar ketika buah dari zina itu seorang anak lahir tidak dapat hak yang seharusnya dilakukan orang tuanya yakni pengasuhan.
Serta kebutuhan lahir bagi sang anak membuat anak terlunta-lunta dengan nasib mereka sendiri, dimana seorang anak tidak minta diahirkan sebelumnya harus menanggung konsekwesi besar nantinya menujang mereka hidup. Â
Tetapi dengan keluarga yang mungkin sama-sama tidak punya, bagaimanakah masa depan mereka, bahkan hidup jangka pendek yang akan mereka rasakan?
Seperti yang sudah banyak terjadi jika mereka yang menjalani kisah kecelakaan "hamil duluan" sama-sama miskin, keluarga tidak mengakui, tidak siap, orang tua membuang bayinya menjadi hal yang sering terjadi.
Cerita dari pengasuh Pantai Asuhan Manarul Mabrur Rois Bawono Hadi, (56) yang tidak mau melihat anak-anak lahir terlantar dari orang tua yang kecelakaan hami duluan dan pihak orang tua belum siap dan keluarga juga tidak menghendaki hal tersebut tergerak untuk menyelamatkan masa depan mereka atas nama kemanusiaan.
Bahkan Rois bercerita, ada orang tua baik dari pihak perempuan dan laki-laki tunawisma, hidup dari tempat tinggal ini ketempat tinggal itu di emperan toko dan sebagainya. Meminta dirinya untuk mengasuh, tetapi bagaimana jika orang tua begitu?
Rois atas mana kemanusiaan dan masa depan anak-anak tergerak untuk menyelamatkan generasi anak-anak nusantara. Rois percaya moral manusia Indonesia pada dasarnya punya karatker baik.
Untuk itu dirinya berharap anak-anak yang diasuhnya menjadi anak dengan karakter baik meski dari orang tua mana mereka berasal tidak tahu tetapi cita-cita yang ditanamkan pada karkter si anak dapat menjadikan mereka orang-orang baik dalam kehidupan menjalani kehidupannya kelak dengan karakter manusia yang kuat.